Mempelajari karakteristik "Biji" kefir dan "Bifidus" kefir
View/ Open
Date
1997Author
Pramoedito, Grace Karina
Ratih A.M, Rarah
Ernawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Susu sangat besar manfaatnya bagi kesehatan manusia, namun tidak semua orang mampu mencernanya. Hal ini disebabkan oleh gangguan pencernaan yang timbul setelah mengkonsumsi susu, yaitu karena tidak terpecahnya laktosa menjadi komponen-komponennya yang dapat diserap tubuh yaitu monosakarida glukosa dan galaktosa. Keadaan ini disebut lactose intolerance.
Salah satu alternatif pemecahan masalah lactose intolerance adalah dengan melakukan proses fermentasi susu menjadi kefir. Pada proses fermentasi susu oleh kultur starter kefir, laktosa dalam susu akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktifitas laktase kultur starter tersebut sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan yang terjadi bila mengkonsumsinya.
Penambahan Bifidobakteria dilakukan untuk membandingkan kandungan nutrisi kefir dan "Bifidus" kefir. Selanjutnya dilakukan pengujian daya terima kefir dan "Bifidus" kefir untuk mengetahui mana yang lebih disukai dan diterima konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan kandungan nutrien kefir setelah dilakukan penambahan Bifidobakteria, serta untuk memperoleh alternatif baru mengkonsumsi susu dalam bentuk "Bifidus" kefir yang juga bersifat sebagai probiotik. Di samping itu juga ingin diketahui produk mana yang lebih disukai antara kefir dan "Bifidus" kefir.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Ternak Perah, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Juni sampai dengan Agustus 1997.
Rancangan Percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan yaitu "Bifidus" kefir I (BKI): inkubasi "biji" kefir dan Bifidobakteria tidak bersamaan, "Bifidus" kefir II (BK II): inkubasi bersama "biji" kefir dan Bifidobakteria, dan Kefir Kontrol (KK), masing-masing dengan tiga
ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan perbedaan
yang terjadi antar perlakuan diuji dengan uji jarak Duncan.
Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif terhadap mikroflora penyusun "biji" kefir, kemudian diikuti dengan analisis terhadap kandungan protein, lemak, asam laktat, pH, laktosa, kekentalan (viskositas), alkohol dan CO2 pada BK 1, BK II dan KK. Selanjutnya dilakukan juga pengujian kesukaan (uji hedonik) terhadap warna, aroma, konsistensi dan rasa dari BK I, BK II dan KK.
Hasil analisis kuantitatif terhadap mikroflora penyusun "biji" kefir memperlihatkan bahwa "biji" kefir yang digunakan terdiri dari: lactobacillus sebanyak 3,1x108 cfu/ml (35,4%), streptococcus sebanyak 5,1x108 cfu/ml (58,3%)
dan yeast sebanyak 5,5x107 cfu/ml (6,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Bifidobakteria tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan protein, lemak, asam laktat, pH dan laktosa pada kefir...