Show simple item record

dc.contributor.advisorSalundik
dc.contributor.advisorDewi, Panca
dc.contributor.authorSubhati
dc.date.accessioned2024-04-18T08:35:12Z
dc.date.available2024-04-18T08:35:12Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146356
dc.description.abstractLimbah merupakan bahan buangan dari hasil proses produksi, aktivitas manusia, hewan maupun tumbuhan. Limbah feses domba dan sisa pakan rumput gajah menjadi masalah utama di peternakan, sehingga bila tidak ditangani lebih lanjut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Pengolahan feses domba dan sisa pakan rumput gajah sebagai pupuk organik merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang dilakukan melalui proses pengomposan. Pengomposan merupakan proses peruraian senyawa kompleks dari limbah-limbah organik melalui interaksi mikroorganisme. Menurut Murbandono (2002), waktu yang diperlukan dalam membuat kompos umumnya sekitar 3-4 bulan. Waktu pengomposan dapat dipercepat dengan diberinya ktivator. Orgadec dan stardec merupakan inokulan yang digunakan sebagai aktivator dalam pembuatan kompos untuk mempercepat proses pengomposan. ujuan penelitian ini untuk membandingkan kecepatan pengomposan dan kualitas kompos dari sisa pakan rumput gajah dan feses domba yang dibuat tanpa aktivator, dengan aktivator orgadec dan aktivator stardec. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Peubah yang diamati adalah kecepatan pengomposan, perubahan temperatur, perubahan pH, perubahan warna, kualitas kompos, produksi kompos, dan kadar air. Pengamatan produksi tanaman kangkung meliputi tinggi tanaman, berat kering akar dan berat kering tajuk. Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dianalisis menggunakan sidik ragam. Bila sidik ragam menunjukkkan perbedaan yang nyata (P<0,05), maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil sidik ragam kandungan C organik, N total dan rasio C/N menunjukkan hasil yang sangat berbeda nyata (P<0,01) pada perlakuan tanpa aktivator (kontrol), orgadec dan stardec. Kandungan P tersedia, K dapat ditukar dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) menghasilkan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) pada perlakuan tanpa aktivator (kontrol), orgadec dan stradec. Kandungan unsur N rendah, hal ini disebabkan bahan organik yang terdapat pada kompos masih kasar ditandai dengan adanya kandungan lignin yang tinggi, sehingga akan menghasilkan C/N rasio yang tinggi. Derajat keasaman kompos matang masih tinggi (7,72-8,02), sedangkan temperatur sudah mendekati temperatur ruangan. Rasio C/N terlihat masih tinggi berkisar antara 39,70%-81,20% pada semua perlakuan, hal ini diduga kematangan kompos belum sempurna, namun warna kompos sudah berwarna coklat kehitam-hitaman, dan tidak memberikan bau yang menyengat. Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) masih rendah antara 27,03-44,68 meq/100 g, hal ini menunjukkan bahwa kematangan kompos belunı sempurna. Hasil sidik ragam produksi kompos dan kadar air menunjukkan hasil yang tidak nyata pada perlakuan tanpa aktivator (kontrol), orgadec dan stardec....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcPennisettum purpureumid
dc.titlePengomposan sisa pakan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan feses domba dengan aktivator orgadec dan stardecid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record