Show simple item record

dc.contributor.advisorPolii, B.N.
dc.contributor.advisorThalib, Amlius
dc.contributor.advisorWinarto, Adi
dc.contributor.authorKushendrawan
dc.date.accessioned2024-04-18T06:59:27Z
dc.date.available2024-04-18T06:59:27Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146317
dc.description.abstractKulit merupakan produk yang mudah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh mikroorganisme, karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk. Untuk menjaga kulit kelinci mentah tidak rusak sebelum dilakukan penyamakan maka perlu diawetkan agar kualitas kulit samak yang dihasilkan baik. Penggaraman merupakan salah satu metode pengawetan kulit yang paling banyak dilakukan terutama pada saat pengumpulan untuk mencegah terjadinya kerusakan sebelum kulit di samak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pengawetan penggaraman yang berbeda dengan kombinasi racun kulit (Busan 40) pada tingkat konsentrasi yang berbeda terhadap kualitas kulit bulu kelinci samak khrom. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi, Bogor, PT. Surya Puspita, Cileungsi, Laboratorium Histologi, FKH-IPB, Bogor dan Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2001 sampai Juli 2002. Kulit kelinci mentah yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 12 lembar dengan metode pengawetan kombinasi penggaraman dengan peracunan yang dikelompokkan menjadi dua penggaraman yaitu garam jenuh dan garam tidak jenuh, dimana setiap metode penggaraman dikelompokkan lagi menjadi dua jenis konsentrasi racun yaitu 0,1% dan 0,05%. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x2. Setiap faktor perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Peubah yang diamati pada penelitian ini terdiri dari kadar air, kadar lemak, kekuatan tarik, kemuluran kulit, kekuatan jahit, kekuatan sobek, histologi kulit (ketebalan epidermis dan dermis) dan sifat organoleptik yang meliputi kepadatan bulu, kerontokan bulu, kehalusan bulu, kilapan bulu, kelemasan kulit dan penampilan fur secara umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi kimia (kadar air dan kadar lemak) dan sifat fisik (kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek dan kekuatan jahit) kulit bulu kelinci samak khrom yang diawetkan dengan metode pengawetan garam- racun tidak berbeda nyata (P>0,05), kecuali pada kekuatan jahit dimana pada kulit bulu hasil perlakuan garam jenuh-racun dengan konsentrasi 0,1% memiliki nilai kekuatan jahit yang paling tinggi. Ketebalan epidermis yang paling rendah pada hari ke-28 yaitu pada perlakuan garam tidak jenuh-racun dengan konsentrasi 0,05% (3,64 µm) dan ketebalam dermis yang paling rendah (275,48 µm) pada hari ke-28 yaitu pada perlakuan garam tidak jenuh racun dengan konsentrasi 0,1%....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcRabbit skinsid
dc.titleKomposisi kimia, sifat dan organoleptik kulit bulu kelinci samak yang diawetkan dengan metode penggaraman dan peracunanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record