Show simple item record

dc.contributor.advisorSumantri, Cece
dc.contributor.advisorMartawidjaja, Muchji
dc.contributor.authorDaryanti, Lis
dc.date.accessioned2024-04-18T04:28:42Z
dc.date.available2024-04-18T04:28:42Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146276
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan produksi ternak, khususnya ternak yang diimpor dari negara sub-tropis. Faktor lingkungan memiliki pengaruh cukup besar terhadap produksi ternak terutama pada ternak pra-sapih, karena daya adaptasinya belum stabil seperti ternak dewasa, sehingga bila ada sedikit perubahan kondisi lingkungan akan sangat mempengaruhi kondisi fisiologisnya. Salah satu parameter untuk mengetahui daya adaptasi ternak adalah dengan mengetahui kondisi fisiologisnya, misalnya denyut jantung(HR), laju pernapasan (RR) dan suhu rektal (RT). Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu pegamatan dan bangsa terhadap kondisi fisiologis (HR,RR dan RT) domba pra-sapih. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Ternak. Materi yang digunakan adalah 28 ekor domba pra-sapih masing-masing tujuh ekor domba Garut (GG), lima domba persilangan Charollais-Garut (MG), delapan domba Charollais-Garut-St. Croix (MHG dan delapan domba St. Croix-Garut-Charollais (HMG). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Analisis Peragam Acak Lengkap pola Faktorial 3x4 dengan tiga kali waktu pengamatan dan empat bangsa domba. Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa waktu pengamatan berpengaruh terhadap kondisi fisiologis ternak. HR pada waktu pengamatan siang hari memiliki catatan paling tinggi, dimana siang hari berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pagi hari, sedangkankan siang hari terhadap sore hari berbeda nyata (P<0,05) begitu juga antara pagi dengan sore hari berbeda nyata (P<0,05). RR siang hari memiliki rataan paling tinggi, dimana antar waktu pengamatan terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Pada RT, rataan siang hari juga paling tinggi dibanding waktu pengamatan yang lain. Siang dan sore hari berbeda sangat nyata (P<0,01), sedangkan siang hari berbeda nyata (P<0,05) terhadap sore hari. Faktor bangsa berpengaruh terhadap kondisi fisiologis domba, kecuali pada HR (denyut jantung). Rataan denyut jantung MHG paling tinggi namun uji BNT tidak menunjukkan adanya perbedaan antar bangsa (P>0,05). Laju pernapasan pada bangsa GG memiliki rataan paling tinggi, dimana GG berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap MHG dan HMG, dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap MG. Antara MG, MHG dan HMG tidak berbeda nyata (P>0,05). Domba MHG memiliki rataan suhu rektal paling tinggi, berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap MG dan berbeda nyata terhadap GG dan HMG. Disimpulkan bahwa domba MHG kurang dapat beradaptasi terhadap lingkungan tropis, dibuktikan oleh rataan laju denyut jantung dan suhu rektal paling tinggi diantara domba-domba lain yang dipakai dalam penelitian ini.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimals Productionid
dc.subject.ddcSheepid
dc.titleStudi fisiologis domba garut (GG), persilangan charollais-garut (MG) dan komposit (Charollais-st. croix-garut (MHG), st.croix-charollais-garut (HMG) pada periode pra-sapihid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record