Pengaruh Tingkat Protein dan Energi Metabolis Ransum Terhadap Produksi Telur Puyuh Umur 16 Minggu Sampai Umur 24 Minggu
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, dimulai dari tanggal 26 Desember 1987 sampai 21 Pebruari 1988.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat protein dan energi metabolis ransum puyuh yang paling suai untuk produksi telur, berat telur, konsumsi ransum se- dan konversi ransum pada puyuh umur 16 minggu sampai umur 24 minggu.
Materi yang digunakan adalah 231 ekor puyuh betina yang berumur 16 minggu. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ransum dengan kandungan protein masing- masing 18%, 20%, 22% dan 24% dengan energi metabolis 2600 kkal/kg ransum untuk R1, R2, R, dan R, serta 18%, 20%, 22% dan 24% protein dengan energi metabolis 2800 kkal/kg ransum untuk R5, RC, R, dan Rg.
Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acal Lengkap Pola Faktorial 2 x 4 dengan 3 ulangan. Untuk menge- tahui pengaruh perlakuan digunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Polinomial Orthogonal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi telur "hen day" akan naik sejalan dengan naiknya tingkat protein dalam ransum, sedangkan jika energi diturunkan akan meningkatkan produksi telur. Produksi telur "hen day" pada pemberian ransum dengan tingkat protein 24% dan energi metabolis 2600 kkal/kg dan ransum dengan ting- kat protein 24% dengan energi metabolis 2800 kkal/kg memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan ransum lain. Tingkat protein berpengaruh sangat nyata (P < 0.01) terhadap berat telur yang dihasilkan, dimana berat telur
akan meningkat dengan meningkatnya tingkat protein dalam ransum (18%, 20%, 22% dan 24%). Tingkat protein dan energi metabolis ransum memberikan hasil yang berbeda nyata (P0.05) terhadap konsumsi ransum. Konsumsi ran- sum akan naik dengan meningkatnya tingkat protein dalam ransum, sebaliknya jika energi metabolis ransum diturunkan dari 2800 kkal/kg menjadi 2600 kkal/kg akan meningkatkan konsumsi ransum. Pemberian ransum dengan tingkat protein,..dst