Show simple item record

dc.contributor.advisorMansjoer, Sri Supraptini
dc.contributor.advisorNoordin, Muchidin
dc.contributor.authorSimorangkir, Roland Hotma
dc.date.accessioned2024-04-18T01:29:38Z
dc.date.available2024-04-18T01:29:38Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146154
dc.description.abstractKukang merupakan satwa primata asli Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar 1931, pemerintah Indonesia mengkategorikan kukang sebagai spesies langka yang dilindungi sejak tahun 1973. Populasinya terus menurun karena perusakan habitat, penangkapan hidup-hidup dan perdagangan kukang secara ilegal sebagai binatang kesayangan. Kegiatan pengelolaan dengan strategi yang baik perlu dilakukan untuk menjaga dan melindungi satwa ini dari kepunahan. Salah satu strategi yang digunakan melalui penangkaran secara in-situ dan ex-situ yang membutuhkan informasi lebih banyak mengenai karakteristik biologis dan cara-cara pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem pemeliharaan kukang di dua lokasi penangkaran secara ex-situ yaitu penangkaran Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lenibaga Penelitian IPB dan CV. Penta Exomania (CVPE). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Maret sampai 9 Juni 2000. Jumlah kukang yang diamati 30 ekor (jumlah jantan dan betina sulit diketahui) yaitu 17 ekor di PSSP dan 13 ekor di CVPE. Pengamatan, pengukuran dan wawancara langsung dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem pemeliharaan tersebut yang meliputi: (1) keadaan lingkungan, (2) manajemen perkandangan, (3) kondisi sarang, (4) manajemen pakan, (5) manajemen pembersihan kandang, (6) penanganan kesehatan, dan (7) tenaga kerja. Pengamatan tingkah laku harian kukang sepanjang siang dan malam hari dilakukan sebagai salah satu parameter keberhasilan reproduksi kukang tersebut dengan menggunakan metode One-Zero Sampling yang dibagi dalam dua fase yaitu Fase I (06.00-17.00 WIB) dan Fase II (17.00-06.00 WIB) dengan interval lima menit. Data yang diperoleh ditelaah secara deskriptif dengan membandingkan kedua lokasi penangkaran tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum suhu dan kelembaban di CVPE lebih tinggi daripada di PSSP. Volume kandang di PSSP (1,125 m³) untuk setiap ekor lebih kecil daripada di CVPE (2,025 m²). Rerata konsumsi pakan harian di PSSP (59,48±8,06 g) lebih kecil daripada di CVPE (68,86±11,70 g) yang hanya terdiri dari konsumsi pisang kepok. Kelahiran hanya terjadi di PSSP sebanyak tiga kali yaitu Kandang II, VI dan IX. Kematian anak dan dewasa terjadi karena kecelakaan, penyakit dan kontaminasi pakan. Kegiatan pengelolaan kukang di PSSP dilakukan oleh dua orang (satu pria dan satu wanita) selama dua setengah jam setiap hari atau 0,27 Harian Orang Kerja...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimals Productionid
dc.subject.ddcCoucangid
dc.titleSistem pemeliharaan kukang (Nycticebus coucang) di dua lokasi penangkaranid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record