Komposisi karkas itik Bali
View/ Open
Date
1990Author
Zain, Fachrizal
Hutabarat, P.H.
Herman, Rachmat
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak Unggas dan Laboratorium Ruminansia Kecil, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, sejak tanggal 15 Oktober 1989 sampai dengan 25 November 1989. Tujuannya adalah untuk mempelajari sifat produksi daging itik Bali dengan mempelajari karkas dan komponennya.
Materi percobaan digunakan 12 ekor, terdiri atas 8 ekor itik betina dan 4 ekor itik jantan yang diperoleh dari peternakan rakyat di daerah Ngawisan Mangwi, Kediri, Bali. Itik ini telah dipelihara di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dengan perlakuan yang sama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sama. Sebelum dipotong itik dipuasakan terhadap makanan sedangkan air minum tetap diberikan. Data yang diperoleh dinyatakan dalam bobot dan persentase. Pengaruh jenis kelamin terhadap peubah yang diamati dipelajari dengan analisis peragam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan persentase karkas relatif terhadap bobot potong sebesar 77.16 % untuk jantan serta 75.2% untuk betina. Rataan persentase komponen karkas relatif terhadap bobot potong dan bobot karkas untuk jantan dan betina adalah 22.03%, 58.31 % dan 19.15%, 51.44 % untuk otot; 4.63%, 12.27% dan 4.32%, 11.69 % tulang; 3.73%, 9.17% dan 3.79%, 10.21% lemak; 6.69%, 20.26% dan 9.28%, 26.51 % untuk kulit.
Koefisien pertumbuhan (b) komponen karkas relatif terhadap bobot potong dan bobot karkas untuk jantan dan betina adalah 0.58, 0.79 dan 2.04, - 0.04, 0.9 otot 1.86, 0.26 dan 1.33 untuk lemak; 1.77, 0.48 dan 1.95, 0.78 tulang; 0.79, 0.99 dan 0.78, 1.49 kulit. < 0.05)
Pengaruh jenis kelamin berbeda nyata (P terhadap bobot karkas pada bobot potong yang sama, dimana bobot karkas jantan lebih tinggi dari pada betina. Pengaruh jenis kelamin tidak nyata terhadap bobot otot, lemak dan tulang pada bobot potong dan karkas dingin yang sama. Pada bobot potong dan karkas dingin yang sama jenis kelamin berpengaruh nyata (P < 0.01) terhadap bobot kulit, dimana bobot kulit betina lebih tinggi daripada bobot kulit jantan....