Pengaruh Pengeringan dan Penyimpanan Abomasum Anak Sapi Terhadap Aktivitasnya Dalam Menggumpalkan susu
Abstract
Abomasum anak sapi perah merupakan hasil sampingan penyembelihan anak sapi perah jantan berumur 3-5 bulan untuk produksi "veal". Abomasum anak sapi tersebut merupa- kan bahan yang potensial untuk menghasilkan renet.
Dalam suatu industri, aspek penyimpanan merupakan hal yang penting. Dalam penelitian ini akan dipelajari pengaruh pengeringan dan penyimpanan abomasum anak sapi terhadap aktivitas koagulasi susu dari ekstrak renet yang diha- silkan. Pengeringan dilakukan pada dua suhu yang berbeda, yaitu 40°C dan 50°C selama 5 jam, dan penyimpanan juga di- lakukan pada dua suhu, yaitu suhu kamar dan lemari pendi- ngin selama 4 minggu.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh rendemen mu- kosa terhadap abomasum rata-rata sebesar 46.14%, dan rendemen pengeringan masing-masing: 9.63% untuk pengeringan 40°C, dan 9.49% untuk pengeringan 50°C. Pada awal penyim- panan, aktivitas koagulasi susu masing-masing ekstrak re- net, dari abomasum segar: 22.58 RU/mg protein; abomasum kering 40°C: 17.77 RU/mg protein; dan abomasum kering 50°C sebesar 16.78 RU/mg protein.
Pada akhir penyimpanan, aktivitas koagulasi terbesar dimiliki oleh ekstrak renet dari abomasum yang dikeringkan pada suhu 40°C dengan penyimpanan pada suhu lemari pendi- ngin, yaitu sebesar 16.15 RU/mg protein. Untuk penyimpanan lebih dari 4 minggu, diduga abomasum anak sapi yang dikeringkan pada suhu 50°C dengan penyimpanan pada suhu lemari pendingin mempunyai daya simpan paling baik…