Show simple item record

dc.contributor.advisorEriyanto
dc.contributor.authorSari, Yunita Resmi
dc.date.accessioned2024-03-25T01:42:56Z
dc.date.available2024-03-25T01:42:56Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143103
dc.description.abstractGula pasir merupakan komoditi strategis, sehingga pemerintah melakukan intervensi pasar yang bertujuan untuk menga- komodasikan kepentingan produsen dan konsumen. Kebijaksanaan harga di tingkat produsen berupa penetapan harga dasar tebu (provenue) bagi petani tebu dan harga gula di pabrik. Di tingkat konsumen, kebijaksanaan yang dilakukan berupa pengendalian harga eceran dengan harga pembatas adalah Harga Pedoman Setempat (HPS) yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengendalian harga eceran dilakukan dengan mengatur volume penyaluran dan pemantauan harga secara harian. Perencanaan penyaluran dilakukan secara terpusat oleh BULOG, pelaksanaan dilakukan oleh DOLOG dan lonjakan harga dibatasi oleh HPS (Harga Pedoman Setempat). Untuk menjaga harga eceran agar tidak melampaui HPS dilakukan operasi pasar dengan memperhitungkan stok yang tersedia. Paket model Sistem Penunjang Keputusan KLARIS.89 dirancang untuk pengambil keputusan di tingkat DOLOG dan BULOG. Model merupakan aplikasi teknik pasar dinamik untuk mengkaji perilaku pasar komoditi gula pasir. Model tersusun atas tiga sub-model, yaitu sub-model RETAIL untuk menduga harga eceran gula dalam hubungannya dengan operasi pasar DOLOG setempat, sub-model STOKNAS yang mengestimasi stok regional gula pasir dan sub-model PROVE yang berisi perhitungan harga provenue dan Harga Pedoman Setempat. Sub-model RETAIL dirancang untuk mengetahui tingkat harga yang terjadi pada tingkat penawaran dan permintaan tertentu, serta tingkat operasi pasar yang harus dilakukan untuk mengendalikan harga eceran agar tidak melampaui harga keseimbangan. Kendali harga dilakukan melalui 3 parameter kontrol operasi pasar, yaitu kontrol operasi pasar terhadap laju perubahan harga atas waktu (K2), kontrol operasi pasar terha- dap perubahan selisih harga eceran dan HPS (K3) dan kontrol operasi pasar terhadap selisih harga eceran dan HPS (K4). Hasil kajian perubahan parameter kontrol menunjukkan bahwa parameter kontrol yang paling sensitif adalah K4, dima- па pada kondisi K4=0 akan menyebabkan harga keseimbangan tidak akan pernah tercapai dan harga cenderung meningkat…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSistem Penunjang Keputusan Untuk Pengendalian Harga Gula Dengan Model Pasar Dinamisid
dc.titleSistem Penunjang Keputusan Untuk Pengendalian Harga Gula Dengan Model Pasar Dinamisid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record