Pembuatan pakan udang butiran menggunakan bahan pengikat sagu dan analisis sifat fisisnya di dalam air
View/ Open
Date
1989Author
Vidiana S, Ninik Dewi
Hartoto, Liesbetini
Wijandi, Soesarsono
Metadata
Show full item recordAbstract
Kualitas fisik maupun kimia merupakan persyaratan yang kritis bagi pakan udang. Pakan udang tidak hanya memiliki kandungan nutrisi yang tinggi tetapi juga harus memiliki stabilitas yang tinggi di dalam air sehingga mampu bertahan sampai dimakan udang dan zat gizinya tidak mudah larut dalam air.
Stabilitas pakan di dalam air yang diperlukan untuk pemeliharaan udang adalah sekitar empat jam, hal ini erat hubungannya dengan frekuensi pemberian pakan yaitu empat sampai enam kali sehari (FAO, 1987). Untuk mendapatkan stabilitas pakan yang tinggi dalam pakan udang maka diper- lukan adanya bahan pengikat.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan pakan udang butiran dengan menggunakan peralatan pembuatan sagu mutiara dan menggunakan bahan pengikat sagu. Proses pembuatan pakan udang butiran meliputi pencampuran bahan, penghabluran, pembutiran, pengayakan, pemasakan dan pengeringan.
Dari hasil formulasi pakan yang didapatkan berdasar- kan metode kuadrat, maka digunakan konsentrasi sagu (10, 15, 20 dan 25 persen) sebagai faktor A, sedang lamanya proses pemasakan (10, 20 dan 30 menit) sebagai faktor B. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua kali ulangan, kecuali untuk observasi visual. Parameter yang diamati adalah sifat kimia seperti kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, kadar air dan kadar abu. Pengujian sifat fisis pakan selain stabilitas pakan juga dilakukan pengujian terhadap kekerasan pakan serta penurunan kadar protein setelah di- lakukan uji stabilitas pakan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein pakan udang butiran yang dihasilkan rata-rata sebesar 36.85 persen, memenuhi standar FAO (minimum 35 persen). Stabilitas pakan yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pengikat, semakin banyak bahan pengikat maka semakin stabil. Sedangkan lama pemasakan tidak mempengaruhi stabili- tas pakan tetapi mempengaruhi kekerasan pakan. Semakin lama waktu pemasakan maka kekerasan pakan semakin meningkat…dst