dc.description.abstract | Produksi tapioka mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bersamaan dengan itu produksi limbah padat onggok sebagai hasil samping dari industri tersebut mengalami peningkatan pula. Pada tahun 1988 produksi tapioka di Indonesia mencapai 15.471.000 ton dan onggok yang dihasilkan sebesar 3.094.200 ton. Pada tahun 1992 jumlah onggok yang dihasilkan meningkat menjadi 3.263.600 ton dari produksi tapioka sebesar 16.318.000 ton (BPS, 1993).
Onggok masih mengandung pati antara 67 -69 persen (Sundhagul, 1972), akan tetapi sejauh ini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Saat ini pemanfaatan onggok masih sangat terbatas antara lain sebagai bahan pakan ternak, bahan baku pembuatan tepung Asia dan untuk pembuatan asam sitrat.
Salah satu al ternatif upaya pemanfaatan onggok untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah padat · tersebut adalah menggunakan onggok sebagai substrat yang relatif murah untuk produksi polisakarida pululan oleh A. pullulans.
Pululan adalah polimer glukan netral yang dapat larut dalam air, terdiri dari rantai linier dari unit D-glukopiranosil yang berikatan a-D (1-6) dan dua ikatan a-D (1-4) berulang-ulang, atau polimer maltotriosa yang diikat oleh ikatan a-D (1-6). Polisakarida ini bermanfaat terutama dalam pembuatan bioplastik yaitu plastik yang dapat terdegradasi secara biologis, selain i tu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi dalam industri makanan,. kosmetik dan farmasi.
Peneli tian ini bertujuan untuk memanfaatkan onggok sebagai bahan baku pada proses produksi pululan roleh A. pullulans isolat lokal, sekaligus untuk memilih galur A. pullulans isolat lokal yang unggul dalar.; ;;;c;;tproduksi polisakarida pululan, serta untuk memperoleh konsentrasi... | id |