Mempelajari pengembangan sistem transportasi produk agroindustri perkebunan di Sumatera Selatan
View/ Open
Date
1996Author
Merrifianty, Mirny
Fewidarto, Pramono Djoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumatera Selatan merupakan salah satu propinsi yang memiliki sumberdaya besar dalam
sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan. Kontribusi devisa subsektor perkebunan
terhadap sektor nonmigas Sumatera Selatan selama kurun waktu tahun 1989 sampai 1992
adalah 44,8 persen (Dinas Perkebunan Sumsel, 1993). Dengan potensi sumberdaya yang begitu
besar, perlu adanya pengembangan terhadap faktor-faktor penunjang keberhasilan subsektor
perkebunan, terutama komoditi utama perkebunan di Sumsel, yaitu karet, kelapa sawit, dan
kopi, sebagai salah satu penggerak perekonomian di Sumsel. Kelancaran dalam pemenuhan
kebutuhan bahan baku agroindustri menjadi salah satu faktor yang menentukan bagi
kelangsungan produksi produk agroindustri perkebunan. Daya hubung yang tinggi dan
ketersediaan fasilitas penunjang yang memadai diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
Sumsel melalui subsektor perkebunan.
Tujuan pengkajian masalah khusus ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan sistem transportasi produk agroindustri perkebunan. Sistem transportasi yang ada dipelajari dengan melakukan studi pola aliran bahan baku dan produk agroindustri perkebunan di Sumsel dengan melihat kendala-kendala yang terkait. Hasil akhir dari pengkajian ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi bagi pengembangan sistem transportasi optimum di Sumsel. Tahun rencana pengembangan adalah tahun 2003, dimana hasil akhir akan mengacu pada rencana struktur tata ruang propinsi Sumsel tahun 2003.
Pengkajian terhadap pengembangan sistem transportasi produk agroindustri perkebunan di Sumsel dilakukan dengan menggunakan pendekatan berencana dan mengikuti prosedur umum dalam proses peramalan perjalanan seperti dikemukakan oleh Morlok (1991). Tahapan-tahapan proses tersebut adalah peramalan penggunaan lahan pada tahun rencana pengembangan, tahap penentuan prakiraan pembangkit perjalanan, tahap penentuan sebaran perjalanan, tahap pemilihan moda, dan yang terakhir adalah tahap penentuan perjalanan berupa jalur strategis yang akan direkomendasikan untuk dikembangkan. ...
