Pengaruh pengukusan terhadap larutan air madu pada tingkat pengenceran berbeda
View/ Open
Date
2003Author
Affandi, Helmi
Siregar, Hotnida C
Ratih AM, Rarah
Metadata
Show full item recordAbstract
Madu merupakan bahan makanan yang bermanfaat dan juga berguna untuk menambah gizi. Salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi madu adalah dengan menciptakan inovasi baru yang mengandung madu. Inovasi yang akan dicoba adalah kombinasi madu dengan air yang diformulasikan sebagai minuman kesehatan. Minuman kesehatan dikenal pula sebagai food supplement yang sangat dibutuhkan guna mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh untuk mendapatkan kondisi yang selalu prima. Madu untuk tujuan pengobatan lebih baik dikosumsi dalam bentuk larutan karena lebih mudah diserap dan mudah mencapai ke dalam pembuluh darah, yang kemudian dapat diangkut ke tenunan-tenunan tubuh. Hal ini membuat madu berpotensi sebagai food supplement.
Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) pernah mencoba membuat larutan air madu, namun produk tersebut gagal karena terjadi proses fermentasi. Penyebabnya adalah khamir yang secara alami sudah terdapat di dalam madu, yang akan aktif apabila kadar air madu diatas 20%. Fermentasi madu dapat dihentikan dengan pemanasan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengenceran larutan air madu yang terbaik untuk menghasilkan larutan air madu berdasarkan jumlah khamir setelah pengukusan (pemanasan dengan uap dari air mendidih selama 30 menit) pada tiga perbandingan yang berbeda. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah perlakuannya adalah komposisi madu dan air yang digunakan yaitu, 20%:80%, 30%:70% dan 40%:60% (volume/volume). Penelitian ini juga bertujuan mengetahui penerimaan panelis terhadap warna, aroma, dan rasa larutan air madu pada ketiga pengenceran tersebut.
Madu randu (Ceiba peutandra) sekitar 1620 ml dan air 3780 ml dibagi menjadi tiga perlakuan yaitu perlakuan A (20% madu: 80% air), perlakuan B (30% madu: 70% air) dan perlakuan C (40% madu: 60% air). Perlakuan A dibuat delapan sampel yang berisi 100 ml larutan madu dan air; enam sampel untuk analisis total khamir yaitu 5 ulangan dan 1 kontrol; dua sampel untuk analisis kandungan gula yaitu 1 ulangan dan 1 kontrol. Selain dibuat juga 1000 ml larutan madu dan air dengan perlakuan A untuk uji organoleptik. Pembuatan sampel untuk perlakuan B dan C sama dengan perlakuan A. Sebelum dianalisis total khamir, kandungan gula dan uji organoleptik, semua sampel pada perlakuan A,B dan C dikukus selama 30 menit kecuali sampel kontrol.
Pemanasan dengan cara pengukusan pada larutan air madu dapat membebaskan larutan air madu dari khamir penyebab fermentasi baik pada pengenceran 20%:80%, 30%:70% maupun 40%:60%....dst