Komposisi kimia tepung berbagai tingkat umur jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) pada suhu pengeringan yang berbeda
Abstract
Jangkrik merupakan salah satu jenis satwa dari kelompok serangga yang berpotensi untuk dibudidayakan sebagai sumber protein alternatif bagi ternak. Serangga dari famili Gryllidae biasa diperjualbelikan di pasar lokal dalam bentuk hidup sebagai pakan satwa piaraan seperti burung dan ikan arwana. Berdasarkan penclitian terdahulu, diketahui jangkrik memiliki kandungan protein yang cukup besar sehingga dapat dijadikan bahan pakan maupun pangan yang berkualitas tinggi yang kaya akan protein. Komposisi kimia dari dua jenis jangkrik yaitu Anabrus simplex dan Acheta domesticus telah diketahui mengandung protein yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kemudian dengan penanganan lebih lanjut diharapkan dapat digunakan sebagai pangan manusia. Informasi mengenai komposisi kimia dari tepung jangkrik lokal (Gryllus bimaculatus) masih sangat terbatas sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi kimia dari tepung jangkrik berdasarkan tingkat umur dalam suhu pengeringan yang berbeda.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Agustus 2002 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Sub Bagian Limbah Hasil Ternak, Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan, dan Laboratorium AP4 (Agricultural Product Processing Pilot Plant), Insititut Pertanian Bogor, Bogor. Jangkrik yang digunakan adalah Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) yang dibuat menjadi tepung dengan metode pengeringan oven yang sebelumnya didapatkan waktu terbaik untuk pengeringan..
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 3x2 dengan faktor pertama yaitu: Umur (anakan berumur 20-25 hari, jangkrik muda (Clondo) berumur 40-45 hari, dan jangkrik dewasa berumur 60-65 hari) dan faktor kedua yaitu: Suhu pengeringan (50 °C dan 60 °C). Masing-masing perlakuan mendapat tiga ulangan dengan peubah yang diukur yaitu rendemen tepung, kadar air, protein, lemak, abu dengan analisa proksimat sedangkan karbohidrat didapatkan dengan "Carbohydrate by difference".
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kadar protein pada jangkrik muda dengan
suhu pengeringan lebih tinggi dibandingkan jangkrik muda dan dewasa yaitu 74,5%
dan kadar lemak tertinggi pada jangkrik dewasa yaitu 32,1% sehingga dapat
disimpulkan bahwa kadar protein dan lemak pada jangkrik Kalung Gryllus
bimaculatus cukup tinggi. Berdasarkan analisa ragam didapatkan adanya interaksi nyata antara umur dan suhu pengeringan terhadap kadar air, protein dan karbohidrat. Kadar abu dipengaruhi secara nyata oleh tingkat umur yang berbeda. Rendemen tepung yang dihasilkan dipengaruhi secara nyata oleh tingkat umur yang berbeda. Uji lanjut LSM didapatkan rendemen tepung yang dihasilkan pada jangkrik dewasa lebih tinggi dibandingkan ..dst