Produksi telur dan daya tetas itik lokal yang dipelihara secara resmi intensif
View/ Open
Date
1992Author
Jenie, Elise Fauzia
Hardjosworo, Peni S.
Rukmiasih
Metadata
Show full item recordAbstract
Sekitar 80% pemeliharaan itik di Indonesia masih secara tradisional yaitu itik dilepas di daerah sawah. Pemeliharaan itik tersebut sangat tergantung pada kondisi lahan sawah, sedangkan penyusutan sawah setiap tahun cukup tinggi. Oleh karena itu pemeliharaan secara tradisional lambat laun mungkin akan berubah menjadi pemeliharaan semi intensif bahkan intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produksi telur dan daya tetas itik peternak yang dipelihara secara semi intensif.
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 19 Maret sampai 25 Mei 1992. Pada penelitian ini sistem pemeliharaan ternak diubah dari sistem pemeliharaan ekstensif menjadi semi intensif, melalui masa adaptasi selama dua minggu. Selain itu rasio antara jantan dan betina ditingkatkan menjadi 1:10. Penetasan dilakukan setiap minggu sekali selama lima minggu pengamatan. Faktor-faktor yang diamati adalah produksi telur, fertilitas, daya tetas, penyusutan bobot telur dan analisis ekonomi.
Untuk mengetahui perbedaan penyusutan bobot telur dari kelompok telur menetas dan tidak menetas digunakan uji t (Steel dan Torrie, 1989).
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemeliharaan semi intensif menghasilkan produksi telur, fertilitas dan daya tetas berturut-turut 149,07, 22,62, dan 14,27 % lebih besar daripada pemeliharaan secara eksten- sif. Produksi telur dan fertilitas yang tinggi disebabkan karena kondisi lahan sawah yang baik, sedangkan daya tetas yang rendah disebabkan karena kualitas telur tetasnya kurang baik dan tatalaksana penetasan. Tingginya fertili- tas juga dipengaruhi oleh peningkatan rasio jantan dan betina dan adanya pengurungan memudahkan kontak itik jantan dan itik betina Penyusutan bobot telur dari kelompok telur menetas nyata lebih besar dibandingkan kelompok telur yang tidak menetas…