Pengaruh berbagai macam pengawet dan lama penyimpanan terhadap kualitas telur konsumsi
Abstract
Penelitian ini dilakukan di laboratorium unggas, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan dan di laboratorium Mikrobiologi, Institut Pertanian Bogor Fakultas Kedokteran Hewan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas dari masing-masing bahan pengawet dan pengaruhnya terhadap daya simpan telur yang diamati dari peubah-peubah Haugh Unit, penyusutan bobot telur, indeks putih telur, dalamnya kantung udara, jumlah dan jenis bakteri dan jamur.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4x7 dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah macam bahan pengawet yaitu air kapur, natrium silikat, parafin cair dan kontrol. Faktor kedua adalah tingkat periode penyimpanan yaitu 1, 21, 40, 42, 44, 46 dan 48 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pengawet memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap penyusutan bobot telur, penurunan nilai Haugh Unit, indeks putih telur, kedalaman kantung udara, macam dan jumlah mikrobe
Rataan penurunan Haugh Unit selama penyimpanan 48 hari pada pengawet parafin cair adalah terkecil, diikuti oleh pengawet air kapur, natrium silikat dan kontrol.
Rataan penurunan penyusutan bobot telur selama penyimpanan 44 hari pada pengawet parafin cair adalah terkecil diikuti air kapur kemudian natrium silikat dan
terakhir kontrol.
Rataan penurunan indeks putih telur yang terkecil diperoleh dari perlakuan parafin cair kemudian dikuti perlakuan air kapur, natrium silikat dan kontrol. Penurunan kedalaman kantung udara setelah penyimpanan
21 hari pada telur yang diawet adalah kelas A sedangkan yang tidak diawet kelas B. Pengawet dapat menekan jumlah dan jenis mikrobe sehingga masih dalam batas ambang normal yang masih dapat ditolelir manusia dan jenisnya bukan jenis mikrobe pembusuk sehingga masih layak dikonsumsi manusia.
