Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan
View/ Open
Date
1997Author
Afrizal, Hendry
Hardjo, Suhadi
Munandar, Jono M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam era industrialisasi mendatang, kewaspadaan terhadap masalah K3 mesti ditingkatkan. Sudah dapat dipastikan bahwa potensi timbulnya kecelakaan kerja, termasuk penyakit kerja di masa mendatang akan semakin besar sebagai akibat teknologi serta bahan-bahan baru yang belum dikenal sebelumnya. Sementara itu kesadaran pekerja dan pimpinan perusahaan belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Semakin tinggi kepedulian masyarakat terhadap K3 merupakan salah satu indikator makin tingginya kualitas angkatan kerja dan kualitas masyarakat pada umumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Meningkatnya motivasi akan menghasilkan lebih banyak usaha dan prestasi kerja yang lebih baik.
Usaha untuk memotivasi karyawan dapat dilakukan melalui dua faktor yaitu faktor- faktor Ekstrinsik (hygiene factors) dan faktor Intrinsik (motivation factors). Data hasil penelitian menunjukan bahwa faktor ektrinsik seperti peraturan K3 yang diterapkan oleh perusahaan sudah memuaskan, begitu juga dengan dengan ketersedian peralatan keselamatan kerja (> 61 persen) menyatakan sangat baik. Untuk kondisi lingkungan kerja (84 persen) ketiga tingkatan manajemen menilai bahwa lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja mereka. Di lain pihak ketersedian pelayanan kesehatan yang disediakan perusahaan memacu lebih dari 76 persen karyawan menjadi lebih tertarik untuk bekerja giat.
Lebih dari 76 persen karyawan pada ketiga tingkatan manajemen menganggap bahwa fasilitas kesehatan yang disediakan perusahaan sudah cukup baik begitu juga halnya dengan keberadaan alat keselamatan darurat di lokasi kerja. Kebebasan karyawan dalam mengajukan usul dan pendapat (terutama yang berkaitan dengan bidang K3) juga tinggi sehingga membuat mereka (> 76 persen) merasa senang dan jauh dari perasaan tertekan.
K3 dan sejenisnya. Program seperti ini dirasa sangat bermanfaat dan memacu mereka (> 92 persen) untuk berprestasi lebih baik lagi. Hanya 47 persen saja karyawan
Data akhir hasil penelitian terhadap faktor-faktor intrinsik seperti kesempatan untuk mengembangkan diri menunjukan lebih dari 75 persen karyawan telah mengikuti pelatihan yang merasa termotivasi karena penghargaan prestasi yang diberikan oleh pimpinan. Menurut hemat mereka (53 persen) wujud penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup memuaskan dan relatif lebih baik dari tahun ke tahun.
Hasil analisis dengan menggunakan teknik analisa chi square test menunjukan beberapa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja diantaranya adalah ketersedian peralatan keselamatan kerja yang memadai, lingkungan kerja yang nyaman, fasilitas kesehatan yang cukup dan penghargaan yang diberikan atas usaha mematuhi segala peraturan K3 yang ada Sebaliknya faktor yang tidak begitu berpengaruh seperti peralatan dan material pada saat bekerja dan ketersediaan alat keselamatan kerja darurat. ...
