Show simple item record

dc.contributor.advisorHartrisari H.
dc.contributor.advisorJumantara, Maulana W.
dc.contributor.authorTjuntaraga
dc.date.accessioned2024-02-29T02:45:20Z
dc.date.available2024-02-29T02:45:20Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140444
dc.description.abstractEra perdagangan global menyebabkan persaingan antar perusahaan makin ketat. Perusahaan harus berusaha agar dapat beroperasi pada tingkat biaya yang lebih rendah. Peningkatan efisiensi menjadi hal yang mutlak harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Pada akhirnya hanya perusahaan yang efisien yang dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. PT Unilever Indonesia menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) sejak Agustus 1992. TPM merupakan suatu prinsip manajemen yang pertama kali dikembangkan di Jepang dan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan. Salah satu produk PT Unilever Indonesia adalah minyak makan Flora. Minyak makan Flora adalah minyak makan yang berbahan baku minyak biji bunga matahari (Helianthus annuus). Minyak biji bunga matahari memiliki kadar asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi, yaitu mencapai 90%, sehingga Flora dapat dikategorikan sebagai makanan sehat. Minyak makan Flora merupakan produk PT Unilever Indonesia yang relatif baru sehingga sistem produksinya belum optimal. Atas permintaan pabrik produk pangan PT Unilever Indonesia, dilakukan studi untuk meningkatkan efisiensi lini tersebut. Adapun tujuan dari masalah khusus ini adalah untuk menyusun rancangan usaha peningkatkan efisiensi lini produksi minyak makan Flora dengan menggunakan prinsip TPM. Proses produksi minyak makan Flora merupakan proses yang sederhana, yaitu meliputi proses persiapan dan pengisian. Usaha peningkatan efisiensi dilakukan pada lini pengisian minyak makan Flora dalam kemasan botol 2,1 liter. Proses pengisian meliputi pengisian minyak ke dalam botol, penutupan botol, dan pencetakan kode produksi. Proses pengisian minyak membutuhkan empat orang pekerja, namun kadang-kadang ada orang kelima yang membantu. Studi waktu dilakukan untuk memastikan kemungkinan terjadinya kelebihan jumlah pekerja dan untuk mengidentifikasikan tahapan produksi yang dapat diperbaiki. Pada tiap siklus, waktu kerja rata-rata total orang I adalah 0,05 menit, orang 11 0,31 menit, dan orang III 0,18 menit. Orang IV bekerja setiap 6 siklus dengan waktu kerja rata-rata 0,18 menit. Waktu menganggur orang I IV masing-masing adalah 0,42 menit, 0,16 menit, 0,29 menit, dan 3,13 menit. Hasil tersebut menunjukkan kemungkinan dilakukannya penggabungan pekerjaan yang berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan. Identifikasi masalah yang menghambat peningkatan efisiensi dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram/Cause Effect Diagram). Permasalahan yang teridentifikasi adalah tidak konstannya keluaran minyak, tutup sulit dipasang, adanya proses inspeksi dan pembersihan botol, adanya proses penambahan minyak secara manual, dan terpisahnya pencetakan kode produksi. Analisa lebih lanjut dilakukan untuk mencari sumber permasalahan yang sebenarnya, yaitu dengan menggunakan why-why analysis. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePenerapan total productive maintenance dalam rangka peningkatan efisiensi produksi minyak makan flora di PT.Unilever Indonesia, Pabrik Angkeid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record