Show simple item record

dc.contributor.advisorWiraatmadja, Sutedja
dc.contributor.advisorWibiowo, Singgih
dc.contributor.authorAmbarsari S, Rukmini
dc.date.accessioned2024-02-28T02:53:16Z
dc.date.available2024-02-28T02:53:16Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140284
dc.description.abstractUdang merupakan hasil perikanan yang cukup penting dalam menghasilkan devisa negara melalui ekspor non migas. Ekspor udang memberikan kontribusi devisa sebesar 60-75 persen dari seluruh ekspor hasil perikanan (Soekarto dan Wibowo, 1993). Akhir- akhir ini, di pasaran internasional terdapat kecenderungan pergeseran permintaan komoditas perikanan dari bentuk beku ke bentuk hidup. Kebutuhan dunia akan produk- produk hasil perikanan dalam bentuk hidup diperkirakan akan terus meningkat sesuai dengan meningkatnya kesejahteraan penduduk dunia (Wibowo, 1990a). Peluang ini perlu dimanfaatkan untuk komoditas udang, karena selain permintaan pasar akan komoditas udang masih terbuka, juga karena harga udang hidup dapat mencapai 3-4 kali harga udang beku. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang kemasan yang cocok untuk mengemas udang, untuk mempertahankan suhu media kemasan tetap rendah sehingga udang tidak cepat mati, untuk mempelajari sistem transfer panas atau pindah panas pada kemasan yang terbuat dari poliuretan yang kemudian dibandingkan dengan kemasan stirofom, dan mempelajari penggunaannya untuk transportasi udang hidup dengan sistem kering. Untuk keperluan di atas telah dikaji suatu disain kemasan udang windu hidup dengan menggunakan kotak kemasan poliuretan. Kotak poliuretan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kotak kemasan yang terbaik dengan ketebalan sekitar 2,5 cm dan densitas 42 >= d >= 44kg / (m ^ 3) Dari pengujian kemasan dingin, diperoleh hasil bahwa kotak dengan densitas antara 42 >= d >= 44kg / (m ^ 3) dan ketebalan 2,5 cm dapat mempertahankan suhu media pengisi lebih baik dari kotak lain (stirofom, kotak dengan ketebalan 2,0 cm dan densitas 37 >= d > 40kg / (m ^ 3) 40 >= d > 42kg / (m ^ 3) 42 >= d >= 44kg / (m ^ 3) serta kotak dengan ketebalan 2,5 cm dan densitas yang sama. Media pengisi yang digunakan adalah serbuk gergaji. Kemudian dilakukan pengujian kadar air sehingga diperoleh kadar air serbuk gergaji kering 16,83 persen, kadar air serbuk gergaji lembab sebesar 39,81 persen, kadar air serbuk gergaji dingin 42,75 persen dan kadar air serbukgergaji setelah pengujian meningkat menjadi 43,07 persen. Panas jenis serbuk gergaji kering dan panas jenis air laut yang diperoleh adalah 0,707 kal/gr °C dan 1,488 kal/gr °C. Sedangkan panas jenis media pengisi (campuran) untuk masing-masing-masing kotak hampir sama tetapi kapasitas panasnya berbeda. Panas jenis campuran dari media pengisi rataannya adalah 4098,56 J/ kg °C dan kapasitas panas terbesar berkisar 71 636,74 Joule. Dari pengujian kemasan dengan menggunakan udang yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh persentase udang yang mati selama pengemasan. Udang yang dikemas dalam kotak poliuretan terbagi atas dua lapisan. Tiap lapisan berisi 10 ekor udang. Persentase mortalitas udang yang paling kecil terdapat pada penyimpanan kemasan selama 19 jam yaitu sebesar 10 persen pada lapisan atas dan 50 persen pada lapisan bawah. Faktor yang mempengaruhi kecilnya persentase mortalitas udang ini adalah mutu udang yang segar, sehat, dan berwarna kebiru-biruan pada saat akan dikemas serta kelembaban serbuk gergaji yang digunakan sebagai media pengisi. ...
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDisain kemasan udang windu hidup (Penaeus monodon Fab) untuk transportasi sistem keringid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record