dc.description.abstract | Saat ini industri rokok telah menjadi salah satu industri strategis dalam perekonomian nasional. Sumbangan ekonomi dan sosial yang mengalir dari industri rokok cukup besar, baik yang menuju ke kas negara, pemilik industri maupun ke masyarakat luas. Perolehan cukai negara dari rokok tahun 1995 diperkirakan 3.098 trilyun rupiah, devisa USD 77.64 juta. tenaga kerja yang terserap sekitar 13 juta. Pada Tahun 1996 Indonesia membutuhkan tembakau Virginia FC impor sebesar 30,054.2 ton dengan nilai US$ 58.537 juta. Kebutuhan sebanyak itu apabila direalisasikan akan membutuhkan lahan seluas 20,000 hektar. Sebagai salah satu daerah tembakau di Jawa Timur, Kabupaten Bondowoso setiap
tahunnya rata-rata dapat menyumbangkan bahan baku produksi rokok sebanyak 3,035.7 ton dalam bentuk tembakau krosok maupun rajangan. Di sektor produksi bahan baku terutama tembakau Virginia Bondowoso, setiap tahunnya jumlah produksi terus meningkat. Namun dari segi mutu masih belum ada peningkatan, sebagai akibat belum diterapkannya baku teknis secara intensif. Jalan keluar untuk mengatasi kendala itu adalah melalui program kemitraan dibidang riset dan teknologi, penyuluhan serta perencanaan areal tanaman tembakau Virginia. Kemitraan di kabupaten Bondowoso dibina oleh tiga pabrik rokok yaitu PT. Djarum Kudus, PT BAT dan PT. Η.Μ. Sampoerna, dimana ketiga perusahaan ini bersaing untuk mendapatkan anggota petani
basah dan pengoven di Kabupaten Bondowoso. Salah satu strategi yang diperlukan untuk memenangkan persaingan adalah strategi pemasaran. perumusan strategi akan lebih tepat apabila mempertimbangkan kondisi lingkungan baik internal maupun lingkungan eksternal. Analisa kualitatif SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang dilanjutkan dengan pembentukan formulasi strategi pemasaran, sedangkan analisa kuantitatif SWOT digunakan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan posisi
kemitraan perusahaan. Hasil identifikasi terhadap lingkungan eksternal adalah peluang dan ancaman bagi perusahaan. Peluang perusahaan terdiri dari kebutuhan tembakau Virginia dalam negeri masih belum terpenuhi, petani belum mengenal teknik budidaya dan prosesing yang baik, tataniaga tembakau lokal panjang dan harga yang berfluktuasi, belum ada standarisasi mutu dan modal kerja petani terbatas. Ancaman perusahaan terdiri dari persaingan usaha pabrik rokok lain, faktor iklim yang tidak menentu, pergantian petani anggota dan tenaga sortasi dan prosesing besar dan penyebaran grade belum memadai. Lingkungan internal diidentifikasikan sebagai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan perusahaan terdiri dari organisasi pembinaan sudah tersusun, loyalitas karyawan tinggi, dukungan petani tinggi, kemampuan menghadapi masalah teknis tinggi, modal tersedia dari perusahaan dan bank dan adanya dukungan riset. Kelemahan perusahaan terdiri dari
pelaksanaan produksi tergantung pada petani basah, ikatan petani basah dengan pengoven masih lemah, dukungan pembinaan oleh Pemda dan dinas terkait terbatas, seri tanam masih belum dapat dilaksanakan dan penyediaan kredit dan pembeliaan belum tepat waktu.
Kombinasi dari keempat faktor hasil identifikasi menghasilkan empat formulasi strategi pemasaran. Keempat formulasi itu adalah SO (peluang-kekuatan), WO (peluang- kelemahan), ST (ancaman-kekuatan) dan WT (ancaman-kelemahan).
Posisi perusahaan berada pada kuadran I (+0.3,+1.5). Posisi pada kuadraan I menunjukan bahwa perusahaan saat ini lebih banyak kemampuan atau kekuatan disertai banyaknya terbuka kesempatan di lingkungan industri. Pendekatan kajian yang diterapkan adalah strategi SO, yaitu kombinasi yang menggunakan kekuatan yang ada untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. ... | id |