Studi aplikasi produksi bersih pada industri rumah pemotongan hewan (RPH):studi kasus di PT. Celmor Perdana Indonesia/PT. Elders Indonesia
View/ Open
Date
2006Author
Sianipar, Willy S.
Simamora, Suhut
Indrasti, Nastiti Siswi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan produksi daging sapi di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik sebesar 0,97%/tahun dan diikuti dengan impor sapi hidup sebanyak + 400.000 ekor/tahun telah ikut juga mendorong industri daging sapi dan hasil olahannya. Permintaan bahan baku untuk industri olahan tersebut yang berasal dari dalam negri sebesar 18.556.768 kg dan mengimpor sebesar 5.550.711 kg pada tahun 2003 secara langsung telah menyebabkan industri RPH ikut berkembang dan menaikan kapasitas produksinya. Limbah organik yang dihasilkan dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) adalah berupa darah, sisa lemak, tinja, isi rumen dan air sisa proses produksi dengan kandungan protein, lemak, dan kharbohidrat yang cukup tinggi
Tujuan penelitian ini adalah memperkenalkan konsep produksi Bersih dan mengidentifikasi resiko lingkungan yang ditimbulkan oleh industri RPH, serta menganalisis dan mengaplikasikan kemungkinan penerapan produksi Bersih pada industri RPH yang didasarkan pada usaha efisiensi yang optimal dalam hal penggunaan sumber daya, modifikasi proses, pengurangan sumber pencemaran.
Penelitian ini dilaksanakan dalam enam prosedur, yakni (1) Pengumpulan data dan keadaan di lapangan yang diperlukan untuk mengetahui peluang penerapan produksi bersih di RPH, terdiri dari tahap persiapan dan pengumpulan data lapangan (2) Memperkenalkan konsep produksi bersih dengan tujuan agar manajemen dan karyawan mengerti dan mendukung pelaksanaan penelitian serta memberi masukan dan kritikan terhadap penelitian ini. (3) Melakukan kajian atau quickscan yakni mengidentifikasi resiko lingkungan dan menganalisis secara cepat untuk memberikan beberapa alternatif untuk mengaplikasikan produksi bersih pada RPH. (4) Mengaplikasikan potensi produksi bersih yang dapat dilakukan dan disetujui manajemen. (5) Tahap analisis kelayakan untuk menghasilkan penentuan alternatif produksi bersih yang dilanjutkan dengan implementasi, dan (6) Evaluasi dan rekomendasi aplikasi produksi bersih.
Penerapan produksi bersih yang diaplikasikan dilakukan menggunakan teknik produksi bersih, (i) pengubahan material input, (ii) perubahan teknologi dan (iii) tata cara operasi. Pengaplikasian teknik perubahan material input dilakukan dengan merubah sumber air dari air olah menjadi air baku pada proses pemandian sapi. Teknik perubahan teknologi meliputi pengaplikasian perbaikan penanganan darah, perubahan letak keran air untuk pengoperasian mesin carcass splitting saw, pemasangan water sprayer pada selang pembersih hot carcass dan pemandian sapi, penggantian mesin shrink tank, perubahan tata letak packing room dan perbaikan IPAL. Tata cara operasi dilaksanakan dengan pengaplikasian good housekeeping untuk penghematan energi listrik.