dc.description.abstract | Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,' meningkatnya jumlah penduduk serta adanya perbaikan gizi masyarakat merupakan kondisi yang sangat potensial bagi produk-produk hortikultura. Hal ini menuntut diterapkannya kegiatan manajemen dalam proses produksi hortikultura yang mencakup perencanaan dan pengendalian produksi serta pengambilan keputusan, untuk mendukung peningkatan pengelolaan hortikultura secara keseluruhan.
Pengkajian perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura dilakukan di Usaha Tani Pacet Segar Cianjur yang bergerak di bidang hortikultura khususnya sayuran. Tujuan pengkajian ini adalah mempelajari berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh dalam perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura serta menindaklanjutinya dengan membuat sistem penunjang keputusan perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura.
Dari hasil pengkajian, Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura adalah permintaan konsumen, harga, volume produksi, produktivitas lahan, kebutuhan faktor produksi dan iklim. Faktor tersebut merupakan masukan dan hal yang perlu dipertimbangkan bagi perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura.
Sistem penunjang keputusan perencanaan dan pengendalian produksi hortikultura merupakan program komputer dengan nama SPKPЗН. SPKP3H dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic versi 4.0 32 bit. Model dalam SPKP3H tersusun atas sistem manajemen dialog, sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model.
Model PEMASARAN yang terdiri dari sub model DEMAND dan sub model HARGA, merupakan fasilitas untuk memprakirakan permintaan dan harga produk terhadap suatu usaha tani di masa mendatang. Model PRODUKSI yang terdiri dari sub model TINGKAT, sub model LAHAN dan sub model SAPROTAN merupakan model yang digunakan untuk menganalisis tingkat produksi suatu proyek usaha tani dan menganalisis kebutuhan lahan serta kebutuhan sarana produksi tanamannya yang terdiri dari bibit atau benih, pupuk dan obat-obatan. Model FINANSIAL merupakan model yang digunakan sebagai alat untuk menganalisis biaya-biaya suatu proyek usaha tani sehingga dapat memberikan informasi laba rugi dari proyek usaha tani tersebut.
Verifikasi model PEMASARAN dengan jenis komoditas buncis menunjukkan bahwa besarnya permintaan buncis terhadap Usaha Tani Pacet Segar untuk 4 bulan ke depan sebanyak 7.435,2 kg dengan ketentuan harga pada saat penjualan sebesar Rp 1. 470.
Verifikasi model PRODUKSI yang merupakan tindak lanjut dari hasil verifikasi model PEMASARAN menunjukkan bahwa kebutuhan lahan untuk memenuhi semua permintaan tersebut seluas 0,62 ha, sedangkan dengan adanya ketersediaan lahan seluas 0,5 ha maka Usaha Tani Pacet Segar hanya dapat memenuhi 80,7 persen (sebanyak 6.000 kg) dari prakiraan permintaan tersebut. | id |