| dc.description.abstract | PT Jayanegara Indah (PT JI) adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi pengolahan teh hitam. PT JI mendapatkan bahan baku daun teh dari kebun sendiri dan kebun luar. Daun teh dari kebun sendiri dikelola oleh PT JI sejak tanaman teh tumbuh hingga proses pemetikannya sedangkan daun teh dari kebun luar dibeli dari pemilik kebun luar di sekitar PT JI. PT JI memerlukan informasi keuntungan tiap sistem petikan. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan sistem petikan yang mempunyai keuntungan tinggi dalam proses produksi teh hitam. Model analisa keuntungan sistem potikan digunakan untuk menentukan sistem petikan kebum sendiri (SPKS) yaitu sistem potikan yang berasal dari kebun sendiri dan sistem petikan kebun luar (SPKL) yaitu sistem petikan yang berasal dari kebun luar dengan menggunakan marjin kontribusi berdasarkan klasifikasi binya, harga jual dan jumlah produksi tiap sistem petikan.
Proses penentuan SPKS dimulai dengan melihat kesiapan kehon untuk menyediakan daun teh yang akan diolah menjadi teh hitam. Kesiapan kehun dilihat dari penjadwalan giliran petikan tiap sistem petikan untuk menentukan luas produktif kebun. Luas produktif kebun dikalikan dengan standar produksi tiap ha sehingga didapatkan jumlah produksi tiap sistem petikan. Setelah itu, ditentukan biaya variabel tiup sistem petikan dan dilakukan konversi satuan harga jual tiap kelas mutu teh hitam menjadi harga jual tiap sistem petikan. Dari data jumlah produksi, biaya variabel dan harga jual dapat dilakukan penentuan SPKS yaitu sistem petikan yang mempunyai marjin kontribusi paling besar. Dari penentuan SPKS, diketahui sisu kapasitas pabrik yang akan digunakan untuk penyediaan daun teh dari kebun luar dan ditentukan SPKL Mengingat proses analisa memerlukan data dan peubah-peubah yang berkaitan, perlu dibuat suatu model analisa keuntungan yang terkomputerisasi. Melului program yang terkomputerisasi juga disusun informasi mengenai harga pokok produksi (HPP), proyeksi laba rugi dan BEP. HPP digunakan sebagai perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan produksi sedungkan proyeksi laha rugi memberikan gambaran umum mengenai tingkat keuntungan yang akan dicapai perusahaan. BEP akan membantu pihak manajemen PT JI untuk mengetahui tingkat penjualan, jumlah produksi dan waktu tercapainya BEP dalam melaksanakan produksinya.
Analisa dalam kajian ini dilakukan untuk menentukan sistem petikan pada bulan Agustus 1998 dan bulan September sampai Desember 1998. Analisa pada bulan Agustus 1998 menunjukkan bahwa petikan kasar dipilih sebagai SPKS karena mempunyai marjin kontribusi terbesar yaitu Rp 51.144.960. sedangkan petikan sedang dipilih sebagai SPKL dengan marjin kontribusi sebesar Rp 23.451.753. HPP kebun sendiri diperkirakan sebesar Rp 335. tiup ky basah dengan produksi sebesar 94.306 kg teh basah sedangkan HPP pengolahan akan dicapai pada tingkat Rp 3.871,- tiap kg teh kering dengan penyediaan daun teh petikan sedang dari kebun luar sebesar 81.000 kg teh basah. Proyeksi laba rugi menunjukkan bahwa laba bersih sebelum pajak adalah Rp 29.003.381, dan BEP diperkirakan terjadi pada 20 Agustus 1998. Penentuan sistem petikan untuk bulan September 1998 sampai Desember 1998 menunjukkan bahwa petikan kasar dipilih sebagai SPKS dengan marjin kontribusi sebesar Rp 167.530.698.- dan sistem petikan sedang dipilih sebagai SPKL dengan marjin kontribusi sebesar Rp 156.556.631, HPP kebun sendiri dan HPP pengolahan sebesar Rp 567, dan Rp 4.728,- dengan penyediaan daun teh dari kebun sendiri dan kebun luar yaitu 355.745 kg teh basah petikan kasar dan 315.000 kg teh basah petikan sedang. Laba bersih sebelum pajak dari bulan September 1998 sampai Desember 1998 sebesar Rp 105.713.996, dan BEP dicapai pada 22 Nopember 1998. | id |
