| dc.description.abstract | Limbah industri tapioka yang terdiri dari onggok tapioka dan kulit ubi kayu merupakan jenis limbah pertanian yang masih mengandung karbohidrat (polisakarida) seperti pati. Onggok tapioka diperoleh dari hasil pemisahan pati ubi kayu sedangkan kulit ubi kayu berasal dari hasil pengupasan ubi kayu utuh. Kandungan polisakarida yang cukup tinggi, menjadikan limbah industri tapioka mempunyai prospek untuk dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu prospek tersebut adalah proses fermentasi monosakarida (glukosa) yang berasal dari polisakarida hasil dihidrolisa menggunakan HCI 0.2N yang selanjutnya akan diubah oleh khamir (ragi) menjadi etanol.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis khamir dan penambahan serbuk kulit ubi kayu pada onggok tapioka terhadap hasil fermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan jenis khamir (faktor A) pada petak utama dan penambahan serbuk kulit ubi kayu (faktor B) pada anak petak sebanyak 3 kali ulangan. Jenis khamir yang digunakan adalah kultur murni Saccharomyces cerevisiae R 58 dan ragi komersial (ragi roti). Jumlah penambahan serbuk kulit ubi kayu terdiri dari 0%, 25%, 50% dan 75% dari bobot anggok tapioka.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan analisa proksimat terhadap onggok tapioka dan serbuk kulit ubi kayu, pembuatan kurva standar glukosa serta pengukuran kadar gula pereduksi awal untuk menetapkan jumlah penambahan serbuk kulit ubi kayu pada onggok tapioka.
Penelitian utama terdiri dari pembuatan starter dan fermentasi utama. Analisa terhadap hasil fermentasi adalah pengukuran pH, kadar gula pereduksi, efisiensi pemanfaatan substrat, kadar etanol dan rendemen etanol.
Hasil penelitian pendahuluan terhadap onggok tapioka dan kulit ubi kayu menghasilkan kadar pati onggok dan serbuk kulit ubi kayu masing-masing 71.57% dan 43.20%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor penambahan serbuk kulit ubi kayu pada enggok tapioka dengan taraf-taraf 0%, 25%,50% dan 75% dengan 3 kali ulangan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar gula pereduksi awal.
Hasil penelitian utatna menunjukkan bahwa jenis khamir dan penambahan serbuk kulit ubi kayu pada onggok tapioka setelah fermentasi selama 7 hari pada suhu 32°C tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penurunan pH selama fermentasi, efisiensi pemanfaatan substrat, kadar etanol dan rendemen etanol. Tetapi penambahan serbuk kulit ubi kayu dan interaksi kedua faktor memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar gula pereduksi akhir.
Hasil akhir yang diperoleh adalah nilai rata-rata penurunan pH antara 0.53 sampai 1.0 yang masing-masing diperoleh dari perlakuan tanpa penambahan serbuk kulit ubi kayu menggunakan ragi roti dan dari penambahan 75% serbuk kulit ubi kayu menggunakan khamir kultur murni. Kadar gula pereduksi akhir antara 0.13 g/l sampai 0.82 g/l diperoleh masing-masing dari perlakuan tanpa penambahan serbuk kulit ubi kayu menggunakan khamir kultur murni dan dari penambahan 50% serbuk kulit ubi kayu menggunakan ragi roti.
Nilai rata-rata efisiensi pemanfaatan substrat antara 63% sampai 80% masing-masing berasal dari penambahan 50% dan 25% serbuk kulit ubi kayu menggunakan ragi roti. Kadar etanol yang diperoleh antara 1.93% sampai 2.63% diperoleh dari penambahan 75% serbuk kulit ubi kayu menggunakan khamir kultur murni dan penambahan 25% serbuk kulit ubi kayu menggunakan ragi roti. Rendemen etanol antara 3.95% sampai 5.77% masing-masing berasal dari penambahan 75% dan 50% serbuk kulit ubi kayu menggunakan khamir kultur murni. | id |
