Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyowati, Krisnani
dc.contributor.advisorBasith, Abdul
dc.contributor.authorPulungan, Muhammad Natsir
dc.date.accessioned2024-02-13T04:19:05Z
dc.date.available2024-02-13T04:19:05Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138428
dc.description.abstractPlastik merupakan salah satu bahan kemasan yang banyak digunakan untuk kemasan pangan karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu sifatnya kuat tetapi ringan, tidak karatan, murah, fleksibel, dapat diberi warna. Kelemahan bahan kemasan ini adalah mengandung zat-zat monomer yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. PT INTERKEMAS FLEXIPACK memproduksi plastik fleksibel salah satunya menggunakan proses laminasi kering. Variasi yang terjadi pada proses laminasi kering menyebabkan plastik yang dihasilkan tidak selalu memenuhi spesifikasi. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian mutu statistik di PT INTERKEMAS FLEXIPACK dengan harapan dapat mengendalikan mutu laminasi plastik fleksibel. Hasil analisis diagram tulang ikan menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang dapat menimbulkan variasii pada proses laminasi. Faktor pertama adalah material yang mencakup plastik film dan lem. Faktor kedua adalah mesin yaitu pengering vakum, silinder transfer, doctor blade, press roll, dan rem. Faktor ketiga adalah manusia, yang mencakup motivasi, kenyamanan kerja dan keahlian. Faktor keempat adalah metoda yaitu metoda pengukuran dan pengendalian Hasil analisis histogram terhadap kekuatan rekat, sisa pelarut dan ketebalan memberi gambaran bahwa semua pengukuran terhadap ketiga parameter mutu itu berada dalam batas spesifikasi. Berarti tidak ada satupun nilai pengukuran yang lebih ataupun kurang dari batas spesifikasi yang ditetapkan. Pola grafik dari bagan kendali X-R dari parameter mutu kekuatan rekat dan ketebalan terbentuk secara acak. Posisi titik berada dalam batas pengendali dan menunjukkan kejadian yang biasa. Dapat disimpulkan bahwa kedua parameter mutu tersebut dalam kondisi terkendali. Berarti perusahaan telah dapat menghilangkan variasi penyebab khusus, dan variasi yang terjadi disebabkan oleh variasi penyebab umum saja. Kapabilitas proses kekuatan rekat dan ketebalan lebih besar dari 1,33 berarti kedua parameter mutu tersebut memiliki kapabilitas proses yang sangat baik. Proses laminasi kering sangat mampu untuk menghasilkan plastik fleksibel yang memenuhi batas spesifikasi untuk kedua parameter mutu tersebut. Pada bagan kendali X-R sisa pelarut terdapat tiga titik yang menunjukkan kondisi tidak terkendali Pada bagan kendali-X terdapat I titik yang melewati Batas Pengendali Atas (3 sigma) dan 2 titik berurutan di bawah Batas Pengendali Bawah (2 sigma). Berarti masih terdapat variasi penyebab khusus yang melekat pada proses laminasi kering seperti waktu pemeraman, suhu pengering dan campuran lem, Penelitian ini menyarankan agar dilakukan perbaikan proses untuk mengendalikan sisa pelarut dengan cara mengkontrol pencampuran lem dan suhu pengering vakum serta waktu pemeraman, lalu mengukur ulang sisa pelarut untuk membuat bagan kendali yang baru, Pemeriksaan mutu proses laminasi kering pada rol pertama proses sebaiknya kurang dari 500 m, untuk memperkecil kerugian bila ternyata plastik fleksibel dari awal proses tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi. Pihak perusahaan sebaiknya mulai menerapkan Statistika Pengendalian Mutu pada produksi plastik fleksibel.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAplikasi statistika pengendalian mutu pada produk laminasi kering plastik fleksibel : Studi kasus di PT Interkemas Flexipack, Tangerangid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record