Show simple item record

dc.contributor.advisorAtabany, Afton
dc.contributor.advisorCyrilla, Lucia
dc.contributor.authorAndriyadi, Aria
dc.date.accessioned2024-02-05T01:56:35Z
dc.date.available2024-02-05T01:56:35Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137455
dc.description.abstractSapi perah termasuk dalam ternak ruminansia yang memproduksi susu sebagai produk utama. Sapi Friesian Holstein (FH) adalah bangsa sapi perah terbanyak dipelihara di Indonesia dalam usaha budidaya sapi perah karena kemampuan adaptasi sapi perah FH yang tinggi dengan iklim di Indonesia. Kebutuhan susu di Indonesia meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkat populasi penduduk dan kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang lengkap. Konsumsi susu mengalami peningkatan dari 6,8 liter per kapita per tahun pada tahun 2006 menjadi 11,9 liter per kapita per tahun pada tahun 2011. Pemerintah merencanakan peningkatan konsumsi susu pada tahun 2014 sebesar 14 liter per kapita per tahun. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan ketersediaan susu untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Produksi susu domestik tahun 2010 sebesar 909.397 ton hanya mampu memenuhi 30% kebutuhan dalam negeri yaitu sebesar 2,7 juta ton. Kekurangan pasokan susu dipenuhi dengan melakukan impor susu dari Belanda, Australia dan New Zealand. Sapi perah diusahakan dan dipelihara oleh para petani dan peternak di Indonesia, tidak hanya dipelihara di pedesaan bahkan kawasan perkotaan. Peternakan sapi perah di Kebon Pedes merupakan contoh peternakan sapi perah dalam kawasan padat penduduk di tengah kota Bogor. Peternakan sapi perah di Kebon Pedes adalah peternakan dengan sistem manajemen secara tradisional. Produksi susu peternakan sapi perah dengan pemeliharaan secara tradisional tidak optimal. Penerapan manajemen yang professional termasuk Good Farming Practices (GFP) secara umum dan Good Dairy Farming Practice (GDFP) secara khusus adalah usaha untuk mengoptimalkan usaha sapi perah dalam menghasilkan produk aman untuk dikonsumsi, bermanfaat bagi peternak dan tidak merusak lingkungan. Penelitian ini berfungsi untuk mengkaji sejauh mana penerapan GDFP tersebut diterapkan di Kebon Pedes. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah bibit dan reproduksi, manajemen pakan dan air minum, pengelolaan peternakan, kandang dan peralatan, kesehatan ternak dan animal welfare. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara dan kuisioner. Nilai performa peternak di Kebon Pedes sebesar 2,37. Peternakan sapi perah di Kebon Pedes termasuk dalam kategori cukup pada konsep GDFP. Kesehatan hewan dan animal welfare merupakan aspek yang paling kritis termasuk dalam kategori kurang baik dengan nilai masing-masing aspek sebesar 1,99 dan 1,78. Kata-kata kunci: Good Dairy Farming Practice, sapi perah, Kebon Pedesid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Scienceid
dc.subject.ddcAnimal Production and Technologyid
dc.subject.ddcBogorid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titleKajian penerapan good dairy farming practices pada peternakan rakyat di Kelurahan Kebon Pedes Kecamatan Tanah Sareal Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordGood dairy farming practicesid
dc.subject.keywordSapi perahid
dc.subject.keywordKebon Pedesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record