Show simple item record

dc.contributor.advisorHerman, Rachmat
dc.contributor.advisorTaurin, Mansoerdin Buyung
dc.contributor.authorSusanty, Yulian
dc.date.accessioned2024-02-02T07:48:24Z
dc.date.available2024-02-02T07:48:24Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137372
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan dari bulan November sampai Desember 1986, di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor; Laboratorium Jurusan Fisiologi Reproduksi dan Kebi.- danan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Tujuannya adalah untuk mempelajari tanggapan ovarium ter- hadap rangsangan superovulasi, persentase embrio yang dapat dikoleksi dan embrio abnormal. Perlakuan untuk rangsangan superovulasi adalah 1) pe- nyuntikan 50 IU "Pregnant Mare Serum Gonadotrophin" intra muskuler dan 3 hari kemudian dikawinkan secara alam, 2) penyuntikan 100 IU "Luteinizing Hormone" intra venus dan 5 jam kemudian dikawinkan secara alam, 3) kombinasi PMSG- LH, penyuntikan LH 3 hari setelah penyuntikan PMSG dan 5 Jam kemudian dikawinkan secara alam, 4) adalah kontrol, yaitu kawin secara alam, tanpa mendapat penyuntikan hormon. Masing-masing perlakuan mendapat: 5 ekor kelinci betina sebagai ulangan. Umur berkisar antara 9 sampai 10 bulan dengan bobot badan antara 2.75 sampai 3.75 kg. Pejantan digunakan dua ekor dan dengan pengujian, fertilitas kedua- nya adalah sama. Pengaruh perlakuan dipelajari dengan metode nonparametrik dari Kruskal-Wallis. Hasilnya menunjukkan bahwa penyuntikan PMSG dan kombinasi PMSG-LH menyebabkan superovulasi. Ovarium kiri menghasilkan ovulasi lebih banyak dibanding ovarium kanan, tetapi perbedaanya sebesar 7.9 persen. Persentase rata- rata embrio yang dapat dikoleksi adalah sebesar 77.39 persen dan 15.1 persen embrio abnormal. Perlakuan kombinasi PMSG-LH ternyata memberikan hasil embrio yang dikolek si dan abnormal tertinggi yaitu sebesar 83.72 dan 28.7 persen, sedangkan perlakuan PMSG menghasilkan embrio ab- normal yang terendah (6.17 persen). Perlakuan ternyata hanya berpengaruh terhadap jumlah ovulasi. Terdapat hubungan yang nyata antara ovarium kanan dan ovarium kiri dalam jumlah ovulasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSupervulasi pada kelinci persilangan dengan aplikasi "Pregnant mare serum gonadotrophin" dan "Luteinizing Hormone"id
dc.titleSuperovulasi pada kelinci persilangan dengan aplikasi "Pregnant mare serum gonadotrophin" dan "Luteinizing Hormone"id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record