Show simple item record

dc.contributor.advisorDjokosetiyanto, D.
dc.contributor.advisorSupriyono, Eddy
dc.contributor.authorPatria, Elan
dc.date.accessioned2024-02-01T03:08:02Z
dc.date.available2024-02-01T03:08:02Z
dc.date.issued1991
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137082
dc.description.abstractSalah satu masalah penting yang dihadapi dalam pe- ngembangan usaha budidaya ikan yang intensif adalah penye- diaan makanan, baik makanan alami maupun makanan buatan. Cacing Tubifex sp merupakan jenis makanan alami yang disu- kai dan mengandung zat makanan yang cukup penting bagi pertumbuhan ikan. Kandungan proteinnya relatif tinggi (Bardach et al., 1972) dan relatif mudah dicerna dalam usus ikan bila dibandingkan dengan Chironomus dan Dhapnia (Grigyalis, 1967). Dalam usaha pembudidayaan ikan hias dan pembenihan ikan konsumsi, umumnya Tubifex sp sangat diperlukan karena ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut ikan-ikan yang berukuran kecil. Selain itu Tubifex sp mempunyai waktu regenerasi yang relatif singkat, daya kelangsungan hidupnya tinggi, tahan terhadap oksigen terlarut yang rendah dan mudah berkembang-biak dalam substrat organik (Marian dan Pandian, 1984). Pada musim penghujan, cacing Tubifex sp sulit ditangkap di alam bebas karena sungai menjadi keruh dan alirannya deras sehingga cacing hanyut terbawa. Untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi benih ikan konsumsi dan ikan-ikan hias, dibutuhkan Tubifex dalam jumlah yang relatif besar dan kontinyu. Hal ini dapat diatasi dengan pembudidayaan cacing Tubifex itu sendiri. Umumnya budidaya cacing Tubifex dilakukan pada wadah- wadah budidaya yang berbentuk persegi-panjang, karena pada wadah tersebut air yang dialirkan dapat berjalan lebih lancar dan dapat tersebar merata di seluruh permukaan substrat. Adanya aliran air ini akan meningkatkan arketersediaan oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi cacing dan untuk perombakan bahan organik oleh bakteri heterotrop. Aliran air ini juga dapat menghanyut- kan senyawa beracun hasil dekomposisi bahan organik serta sisa-sisa metabolisme. Selain itu dapat pula mengakibat- kan tercucinya bahan organik yang terdapat pada substrat. Panjang wadah budidaya yang digunakan akan mempengaruhi lintasan volume air yang dialirkan pada wadah tersebut. Hal ini diduga akan mempengaruhi kondisi perairan dan pertumbuhan cacing Tubifex yang dibudidayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh panjang wadah yang berbeda (3 m, 6 m dan 9 m) terhadap pertumbuhan cacing rambut (Tubifex sp). Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari hingga bulan April 1991 di Kolam Percobaan Fakultas Perikanan, Babakan- Darmaga, Bogor. Wadah budidaya yang digunakan terbuat dari kotak kayu berbentuk persegi-panjang yang dilapisi dengan lembaran plastik berwarna hitam. Wadah budidaya tersebut berukuran lebar 25 cm, tinggi 15 cm dengan panjang 3, 6 dan 9 m. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan jumlah ulangan untuk perlakuan A dan C sebanyak 3 kali sedangkan pada perlakuan B hanya 2 kali. Media kultur yang digunakan merupakan campuran 50% lumpur dan 50% kotoran ayam dengan ketinggian 5-8 cm dan dialiri air dengan ketinggian 2-4 cm. Setelah lima hari digenangi air, cacing disebar merata dengan kepadatan 360 ekor per meter wadah budidaya. Parameter biologis cacing yang diamati adalah kelim- pahan yang dihitung satu persatu dengan menggunakan pipet tetes, bobot basah dan bobot kering yang ditimbang dengan neraca Mettler AC 180 dan ditunjang dengan data panjang tubuh cacing yang diukur dengan menggunakan mistar…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPertumbuhan cacing rambut (Tubifex sp) pada wadah budidaya sepanjang 3, 6 dan 9 Mid
dc.titlePertumbuhan cacing rambut (Tubifex sp) pada wadah budidaya sepanjang 3, 6 dan 9 Mid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record