Show simple item record

dc.contributor.advisorSumantadinata, Komar
dc.contributor.advisorArfah, Harton
dc.contributor.authorAziz, Ibadullah
dc.date.accessioned2024-01-23T03:34:09Z
dc.date.available2024-01-23T03:34:09Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135649
dc.description.abstractIkan Red tail shark merupakan salah satu ikan siprinid air tawar yang khas sebagai ikan hias. Ikan ini berasal dari sungai Mekong, Thailand tetapi saat ini dihabitat aslinya sudah sukar didapat karena terlalu banyak dieksploitasi oleh manusia. Masalah utama yang dihadapi para petani ikan hias adalah kurangnya jumlah populasi ikan Red tail shark jantan. Kekhawatiranpun terjadi manakala induk jantan tidak ada atau sukar untuk mendapatkannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara memproduksi ikan satu jenis kelamin (monosex culture). Hal ini dilakukan karena individu yang dihasilkan melalui sex reversal memiliki keunggulan biologi yang secara langsung dapat berpengaruh terhadap penampilan ikan, populasi jantan tersedia setiap waktu dan pada akhirnya mampu meningkatkan nilai jual ikan tersebut. Hewan uji yang digunakan adalah larva ikan Red tail shark umur 20 hari yang diperoleh dari petani ikan hias. Selama perlakuan larva tersebut dipelihara pada akuarium berukuran 60x47x50cm, larva yang digunakan tiap ulangan berjumlah masing-masing 50 ekor. Pakan yang digunakan selama perlakuan adalah pelet udang crumble ukuran PO dengan kandungan protein lebih dari 40% dan selanjutnya selama pemeliharaan pakan yang diberikan adalah pelet udang ukuran P1 yang pemberiannya dikombinasikan dengan cacing sutra. Pakan berhormon selama perlakuan diberikan secara adlibitum (sampai kenyang) dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali dalam sehari yaitu pada jam 08.00, jam 11.00, jam 14.00 dan jam 17.00 WIB sedangkan selama pemeliharaan pakan diberikan secara adlibitum dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu jam 08.00 dan jam 14.00 WIB. Percobaan ini terdiri dari 4 perlakuan yaitu perlakuan lama pemberian pakan mengandung hormon 17a-metiltestosteron selama 14, 21, 28 hari dan perlakuan kontrol yaitu pakan tidak diberi hormon 17a-metiltestosteron. Tiap-tiap perlakuan diulang sebanyak dua kali. Dari hasil pengamatan gonad ikan Red tail shark menggunakan metode asetokarmin didapatkan hasil, bahwa rata-rata persentase nisbah kelamin jantan berkisar antara 28% sampai 80% dengan rata- rata persentase nisbah kelamin tertinggi pada perlakuan pemberian pakan mengandung MT selama 28 hari. Setelah dilakukan analisa sidik ragam ternyata persentase kelamin jantan antara perlakuan dengan kontrol yang dihasilkan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup (SR) berkisar antara 75% sampai 83% dengan SR tertinggi pada kontrc! yaitu sebesar 83%. Hasil analisə sidik ragam menunjukkan bahwa SR yang dihasilkan tidak berbeda nyata pada taraf 95%. Berdasarkan hasi! tersebut maka dapat dikatakan bahwa perlakuan lama pemberian pakan mengandung hormon 17a-metiltestosteron selama 28 hari berpengaruh secara nyata terhadap nisbah kelamin ikan Red tail shark dengan rata-rata persentase tertinggi yaitu sebesar 80%....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPakan ikanid
dc.titleTingkat keberhasilan lama pemberian 17a-metiltestosteron melalui pakan terhadap nisbah kelamin larva red tail shark labeo bicolorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record