Show simple item record

dc.contributor.advisorBunasor, Tatit K
dc.contributor.advisorAlfa, Ary Achyar
dc.contributor.authorSridewi AY, Vinna
dc.date.accessioned2023-12-12T06:49:10Z
dc.date.available2023-12-12T06:49:10Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132657
dc.description.abstractKaret alam yang didapat dari pohon Hevea brasiliensis merupakan salah satu komoditi yang banyak menunjang perekonomian Indonesia. Produksi komoditi karet pada Tahun 2002 mencapai 8.766.140 ton (Departemen Pertanian, 2002). Karet alam memiliki beberapa kelemahan sifat yaitu tidak tahan terhadap cuaca, panas dan ozon. Hal ini dikarenakan sifat fisik karet yang mengandung ikatan karbon tidak jenuh yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa dalam pembuatan beberapa karet termodifikasi dibutuhkan karet dengan viskositas yang rendah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan viskositas karet alam adalah dengan menambahkan suatu zat pemutus rantai yang merupakan senyawa sistem redoks yaitu kombinasi hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karet alam dengan nilai viskositas Mooney yang rendah dengan dua tujuan khusus. Tujuan khusus pertama yaitu untuk mendapatkan pengawet yang tepat dan murah yang mampu mempertahankan lateks apabila ditambahkan hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit dalam lateks agar lateks tidak mengalami penggumpalan. Tujuan khusus yang kedua yaitu untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit yang tepat untuk memenuhi karet dengan nilai viskositas Mooney yang rendah. Bahan baku utama yang digunakan diantaranya adalah lateks poliklonal, surfaktan terik, ammonia, hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit. Konsentrasi amonia 0,5%; 1%; 1,5% dan 2%. Konsentrasi surfaktan terik yang digunakan adalah masing-masing 0,3%; 0,4%; 0,5%, 1% dan 1,5%. Konsentrasi hidrogen peroksida yang digunakan adalah 1%, 2,5% dan 4%. Konsentrasi natrium hipoklorit yang digunakan adalah 1%, 5% dan 9%. Kondisi penyimpanan yang digunakan adalah penyimpanan dengan suhu ruang dan 40°C dengan waktu penyimpanan selama nol hari dan satu hari. Berdasarkan pengamatan penggumpalan didapatkan bahwa seluruh konsentrasi amonia yang digunakan tidak dapat mempertahankan kestabilan lateks yang telah ditambahkan hidrogen peroksida 4% dan natrium hipoklorit 9%, sedangkan penambahan surfaktan terik minimal 1% dapat mempertahankan kestabilan lateks. Kombinasi antara amonia dan surfaktan terik yang dapat menahan kestabilan lateks setelah penambahan hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit adalah kombinasi amonia 1% dan 1,5% serta surfaktan terik 1% dan 1,5%. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit serta kondisi reaksi terhadap viskositas mooney karet mentahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record