Daya Reproduksi Cacing Tanah (Lumbricus rubeltus) yang Diseleksi Berdasarkan Bobot Badan
View/ Open
Date
2005Author
Wiatulloh, Ainuz Romdona
Mansjoer, R.Soepraptini
Pangestu, R. Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Lumbricus rubellus merupakan salah satu spesies cacing tanah yang dapat dibudidayakan di Indonesia dan banyak diusahakan secara komersial. Cacing tanah
dapat dikembangkan untuk dibudidayakan sepanjang reproduksi dan produksinya
tinggi. Cacing tanah banyak memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia,
misalnya sebagai bahan pakan ternak dan ikan, karena kandungan proteinnya yang
cukup tinggi antara 64-72%. Disamping itu cacing tanah juga menghasilkan
eksmecat yang dapat digunakan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.
Cacing tanah juga telah dijadikan sebagai bahan baku industri farmasi dan
kosmetika.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan September 2004,
bertempat di Laboratorium Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi daya reproduksi cacing
tanah Lumbricus rubellus yang diseleksi berdasarkan bobot badan. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akan mendukung pembudidayaan
cacing tanah sebagai salah satu komoditas peternakan.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan, perkembangan
klitellum, jumlah kokon, daya tetas kokon dan jumlahjuvenil. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan
masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali. Hasil yang nyata antar
perlakuan dilakukan ujijarak Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan seleksi cacing tanah Lumbricus rubellus, dengan batas seleksi rerata bobot badan berpengaruh sangat nyata pada umur cacing dua sampai sembilan minggu terhadap bobot badan cacing tanah (P<0,01).
Pada umur dan lingk:ungan yang sama, seleksi memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan bobot badan cacing tanah berat pada umur dua sampai Sembilan minggu, dibandingkan dengan kontrol dan cacing tanah ringan. Pada umur cacing empat, lima dan enam minggu, seleksi bobot badan terhadap perkembangan klitellum tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Perkembangan klitellum lebih disebabkan oleh kondisi temperatur dan kelembaban media. Pada saat semua cacing tanah telah mengalami dewasa kelamin sempurna dan dalam tahap reproduksi, yaitu pada umur tujuh, delapan dan sembilan minggu, seleksi dengan batas rerata bobot badan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap, produksi kokon, daya tetas dan jumlah juvenil.