Performa Jangkrik Kaluog (Grylus bimaculatus) pada Kandang dengan atau tanpa Pengolesan Lumpur dao dengan atau tanpa Penyekatan
View/ Open
Date
2005Author
Fitriyani, Julya
Siregar, Hotnida, C.H.
Siagian, Pollung H
Metadata
Show full item recordAbstract
Jangkrik mengandwig sistein yang merupakan zat anti oksidan alami pada tubuh manusia, hormon (progesteron, estrogen, testosteron), asam amino, asam lemak (Omega 3 dan Omega 6), protein sebagai bahan baku industri farmasi, obatobatan, jamu, makanan manusia dan substitusi pakan temak. Performa temak dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan interaksi antara genetik dan
Jingkungan. Lingkungan yang nyaman dan mendekati habitat aslinya cliharapkan
dapat memperbaik.i produktivitas jangkrik. Petemak telah mempergunakan lumpur
sawah pada sisi dalam kandang untuk menciptakan kondisi kandang yang mendekati
aslinya dan hal ini dipercaya dapat meningkatkan produktivitas ternak jangkrik.
Penambahan sudut kandang dengan membuat sekat memperlihatkan pertumbuhan
jangkrik yang lebih baik dibandingkan pada kandang tidak bersekat (Aryani, 2002).
Hal ini didasari oleh tingkah laku jangkrik yang lebih menyenangi sudut kotak
kandang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan jangkrik Kalung (G. bimaculatus) pada kandang dengan atau tanpa pengolesan lumpur dan dengan atau tanpa penyekatan baik fase pertumbuhan dan reproduksi. Penelitian ini di]aksanakan di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Petemakan, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor selama tiga bulan yaitu bulan Juli sampai dengan September 2004.
Penelitian ini terdiri dari dua fase yaitu fase pertumbuhan dan fase bertelur. Fase pertumbuhan dilakukan saat jangkrik berumur 20-40 hari, setelah jangkrik berumur 40 hari dilanjutkan pada fase bertelur. Peubah yang diamati pada penelitian fase pertumbuhan yaitu pertambahan bobot badan per hari, konsumsi pakan per hari, konversi pakan terhadap pertambahan bobot badan, dan mortalitas, sedangkan pada fase bertelur adalah produksi telur, waktu tetas te]ur, daya tetas telur, konsumsi pakan per hari, konversi pakan terhadap produksi telur dan mortalitas induk jangkrik.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dalam percobaan faktorial 2x2 yang terdiri dari tiga ulangan. Faktor pertama adalah pengolesan Iumpur dan tanpa pengolesan Iumpur sedangkan faktor kedua yaitu penyekatan dan tanpa penyekatan. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam Analysis of Variance (ANOVA).
Performa jangkrik pada fase pertumbuhan memperlihatkan, hanya penyekatan yang berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan per hari. Jangkrik yang ditempatkan pada kandang bersekat memberikan pertumbuhan yang Jebih baik dengan diperlihatkannya pertambahan bobot badan per hari dan konsumsi pakan per hari yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandang tanpa bersekat, sedangkan perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konversi pakan dan mortalitas.
Performa jangkrik pada fase bertelur memperlihatkan, pengolesan lumpur dan penyekatan hanya mempengaruhi produksi telur. Pengolesan lumpur pada kendang memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dan penyekatan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi telur. Produksi telur dihasilkan lebih banyak pada kandang berlumpur dibandingkan kandang tanpa berlumpur dan pada kendang bersekat juga memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kandang tanpa bersekat. Namun perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap lama penetasan telur, daya tetas telur, konsurnsi pakan, konversi pakan terbadap produksi telur dan mortalitas induk jangkrik.