Analisis Sistem Tataniaga Beras (Kasus : Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi lembaga, fungsi, saluran
serta struktur pasar tataniaga beras di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang,
Kabupaten Tuban, Jawa Timur; 2) Menganalisis efisiensi saluran tataniaga beras
di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur melalui
pendekatan margin tataniaga, bagian petani, serta rasio keuntungan dan biaya.
Penentuan responden dalam penelitian ini adalah dengan cara sensus
terhadap 30 petani berdasarkan status kepemilikan lahan. Petani responden yang
terpilih merupakan petani yang merupakan pemilik lahan dan melakukan
usahatani sendiri untuk tanaman padi. Selanjutnya penentuan sampel responden
untuk analisis pemasaran ditentukan dengan metode snowball sampling dengan
mengikuti alur tataniaga mulai dari petani padi responden sampai ke tingkat
konsumen.
Analisis pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan secara
deskriptif dari karakteristik responden, saluran tataniaga, lembaga-lembaga yang
terlibat dalam saluran, fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan lembaga yang
terlibat serta struktur dan perilaku pasar beras. Analisis kuantitatif digunakan
untuk menganalisis efisiensi saluran tataniaga dengan menghitung besaran margin tataniaga beras yang terjadi di desa penelitian.
Melalui penelitian yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi bahwa terdapat
empat lembaga tataniaga beras, yaitu petani, tengkulak, penggilingan beras, dan
pedagang ritel. Lembaga tataniaga tersebut membentuk lima saluran tataniaga.
Saluran tersebut yaitu saluran I : petani ->> tengkulak lokal ->> tengkulak luar daerah;
saluran II : petani ->> tengkulak lokal ->> penggilingan ->> grosir luar daerah; saluran
III : petani ->> tengkulak lokal ->> penggilingan ->> pedagang ritel ->> konsumen akhir;
saluran IV : petani ->> penggilingan ->> grosir luar daerah; dan saluran V : petani ->>
penggilingan ->> pedagang ritel ->> konsumen akhir.
Saluran III dan V berakhir di lokasi penelitian dan saluran lain berakhir di
luar lokasi penelitian. Karena keterbatasan penelitian analisis hanya dilakukan
terhadap saluran III dan V. Petani menjual langsung hasil panennya kepada
tengkulak dan penggilingan secara individual, belum adanya keterlibatan
kelompok tani dalam melakukan pemasaran hasil panen padi.
Berdasarkan analisis marjin tataniaga, bagian petani, dan rasio
keuntungan dan biaya, saluran yang paling efisien adalah saluran tataniaga V jika
dibandingkan saluran III. Saluran V memiliki marjin tataniaga terkecil yaitu Rp
700,00 sedangkan saluran III memiliki marjin sebesar Rp 900,00. Berdasarkan
analisis - saluran V memiliki nilai terbesar yaitu 88 persen dan
saluran III adalah 84 persen. Berdasarkan analisis rasio keuntungan dan biaya
saluran V memiliki nilai terkecil yaitu 1,46 dibandingkan saluran III sebesar 1,84,
nilai pada saluran V lebih menguntungkan untuk petani karena akan memberikan
bagian yang diterima petani menjadi lebih besar.
Collections
- UT - Agribusiness [4770]
