Show simple item record

dc.contributor.advisorSihombing, D.T.H
dc.contributor.advisorSiregar, Hotnida C.H.
dc.contributor.authorPanjaitan, Susiniar
dc.date.accessioned2023-11-13T05:46:35Z
dc.date.available2023-11-13T05:46:35Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131880
dc.description.abstractMadu merupakan makanan yang istimewa karena rasa, nilai gizi, dan khasiatnya tinggi. Salah satu komposisi madu yang menjadi parameter dalam penentuan kualitas madu adalah hidroksimetilfurfural (HMF). Kendala ekspor madu Indonesia salah satunya adalah kadar HMF yang lebih tinggi dari standar mutu madu Indonesia seperti SNI 01-3545-1994. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar HMF madu segar dari beberapa daerah di Jawa Barat memenuhi Standar Nasional Indonesia 01-3545-1994. Penelitian ini dilakukan di peternakan lebah Dago Atas, Dago Bawah. Parungpanjang, dan Sukabumi, yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2000. Analisis sampel madu dilakukan di Laboratorium Olahan Makanan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian, Bogor. Pengambilan madu langsung dari peternakan lebah. Sisiran yang diambil adalah sisiran yang tertutup oleh malam (wax). Madu hasil penyaringan dianggap sebagai madu segar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lokasi pengambilan sampel sebagai perlakuan dan empat sarang yang diambil secara acak sebagai ulangan. Madu segar tersebut kemudian dianalisis kadar HMF, air, dan gulanya. Data yang didapat dianalisis dengan analisiis keragaman dengan uji lanjut Duncan untuk megetahui pengaruh lokasi terhadap pemanenan yang diteliti. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah parameter tersebut memenuhi standar SNI 01-3545-1994. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar HMF madu memenuhi standar dengan nilai yang jauh di bawah SNI 01-3545-1994. Kadar HMF madu dari Parungpanjang yang tertinggi (P<0,01) dari lokasi lainnya. Lokasi berpengaruh terhadap kadar air madu. Kadar air madu yang terendah dan memenuhi SNI 01-3545- 1994 berasal dari Dago Bawah (P<0,01). Kadar gula dari keempat lokasi tersebut memenuhi standar. Kadar gula madu kebalikan dari kadar air ini. Kadar gula madu dari Dago Bawah yang tertinggi. Dengan demikian madu segar penelitian ini tidak memenuhi SNI dari segi kadar airnya bukan dari kadar HMFnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimals Productionid
dc.subject.ddcHoneyid
dc.titleKadar hidroksimentilfurfural madu segar Apis cerana dari beberapa daerah di Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record