Show simple item record

dc.contributor.advisorDuldjaman, Maman
dc.contributor.advisorDarwati, Sri
dc.contributor.authorSetyawati, Farida
dc.date.accessioned2023-11-13T05:44:15Z
dc.date.available2023-11-13T05:44:15Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131878
dc.description.abstractDalam tujuannya untuk pengembangan ternak ruminansia kecil serta peningkatan kesejahteraan petani di pedesaan, pihak akademisi bekerjasama dengan aparat pemerintah (Dinas Peternakan) mengadakan proyek pemberian ternak-ternak domba Garut ke beberapa wilayah pedesaan, salah satunya adalah Desa Sukakersa, Kecamatan Parakan Salak, Kabupaten Sukabumi. Di desa ini diharapkan domba Garut berproduksi tinggi, oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan data awal mengenai produktivitas induk domba Garut yang dipelihara secara intensif, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pengembangan domba Garut selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukakersa, Kabupaten Sukabumi selama lima bulan (Januari-Mei 2000). Materi yang digunakan adalah 100 ekor domba Garut betina umur 1,0-1,5 tahun dan 2,0-2,5 tahun masing-masing sebanyak 77 dan 23 ekor dengan rataan bobot badan 27,08 2,88 kg serta anak-anaknya dari tipe kelahiran tunggal, kembar dua dan kembar tiga. Metoda penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung yaitu penimbangan bobot badan anak domba setiap dua minggu dan pengumpulan data sekunder meliputi bobot lahir anak domba, dan data profil desa. Data yang didapat diolah dengan rancangan acak lengkap pola faktorial unequal 3x2, 2x2 dan uji lanjut wilayah berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata litter size (prolifikasi) domba Garut mencapai 170% meskipun kebanyakan induk berumur muda. Tingkat mortalitas dan persentase aborsi induk sebesar 4 dan 3%. Induk domba berpotensi tinggi untuk beranak tunggal dan kembar dua dengan persentase kelahirannya masing-masing sebesar 45; 40; dan 15% untuk kelahiran kembar tiga. Mortalitas anak sebesar 71,43 dan 28,57% untuk anak kembar tiga dan dua, sedangkan anak tunggal tidak ada yang mati selama penelitian. Induk domba yang berumur muda (pertama kali beranak) cenderung memiliki peluang yang rendah untuk beranak kembar dibandingkan dengan induk berumur lebih tua. Bobot lahir, bobot sapih (umur 90 hari), bobot badan dan pertambahan bobot badan per dua minggu anak domba Garut dipengaruhi (P<0,05) oleh tipe kelahiran, sedangkan umur induk dan jenis kelamin tidak berpengaruh. Induk domba Garut di Desa Sukakersa dapat berkembang dan beradaptasi dengan baik di lingkungan Desa Sukakersa, dengan pemeliharaan secara intensif (tanpa digembalakan). Kondisi ini terlihat dari penampilan anak-anaknya yang cukup baik. Kerjasama yang baik antara petani, dinas peternakan dan akademisi dapat menunjang keberhasilan pengembangan domba Garut di pedesaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimals Productionid
dc.subject.ddcSheepid
dc.titleProduktivitas induk domba garut pada pemeliharaan intensif di desa Sukareja kecamatan Parakan Salak kabupaten Sukabumiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record