Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Pengrajin Tahu di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Abstract
Penelitian dilakukan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor yang
dipilih secara langsung (purposive) dengan pertimbangan rata-rata penduduk
adalah bermata pencaharian sebagai pengrajin tahu. Responden dipilih secara
purposiveberdasarkan pihak yang dianggap paling baik dalam memberikan
informasi dan dapat menjelaskan mengenai produksi tahu. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 35 orang untuk memenuhi aturan umum secara statistik yaitu
≥ 30 orang. Dari responden yang terkumpul, kemudian berdasarkan skala
produksi yang dihasilkan maka responden dibagi menjadi tiga skala usaha yaitu
kecil, menengah, dan besar. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan
Februari sampai Juni tahun 2012. Jenis data yang digunakan pada penelitian
adalah data primer dan data sekunder dengan alat analisis data meliputi analisis
penerimaan R/C rasio, NPM BKM, dan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas.
Karakteristik responden pengrajin tahu di Kecamatan Ciampea rata-rata
berumur 40-49 tahun dengan tingkat pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD).
Rata-rata pengrajin tahu baik untuk skala besar, menengah dan kecil mempunyai
jumlah keluarga tiga sampai enam orang, yang terdiri dari dua sampai empat
orang anak. Pengalaman dan pengetahuan dalam membuat tahu yang dimiliki oleh pengrajin tahu secara keseluruhan sudah mencapai 10 tahun. Pendapatan yang
diterima oleh para pengrajin tahu terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan
atas total biaya. Pendapatan kotor yang diterima oleh pengrajin tahu skala besar,
menengah, dan kecil memiliki nilai yang berbeda yaitu sebesar Rp 1.921.875,00,
Rp 937.500,00, dan Rp 890.625,00, sehingga pendapatan total yang diperoleh
skala besar adalah Rp 1.499.236,10, skala menengah adalah Rp 489.405,31, dan
skala kecil adalah Rp 204.359,83.
Nilai R/C rasio untuk usaha skala besar, menengah dan kecil memiliki
nilai yang berbeda. Produksi tahu yang dilakukan oleh pengrajin tahu di
Kecamatan Ciampea rata-rata telah mendapatkan keuntungan karena mempunyai
nilai R/C rasio lebih dari satu. Nilai R/C rasio atas biaya produksi skala besar
lebih efisien apabila dibandingkan dengan usaha skala menengah dan kecil,
dengan nilai yaitu4,55. Nilai R/C rasio atas total biaya untuk usaha skala
menengah senilai 2,09, sedangkan untuk usaha skala kecil senilai 1,30. Nilai rasio
tersebut memberikan indikasi bahwa usaha skala besar lebih efisien dalam
penggunaan total biaya dibandingkan dengan usaha skala menengah dan kecil.
Analisis Cobb Douglas menunjukkan faktor-faktor produksi pada usaha
tahu yang memberikan pengaruh nyata dan bernilai positif pada outputproduksi
tahu adalah variabel kedelai, air, listrik, kunyit dan tenaga keja sedangkan yang
berpengaruh nyata tetapi bernilai negatif yaitu variabel kayu bakar. Selain itu,
nilai elastisitasnya menunjukkan decreasing return to scale yaitu skala
penambahan inputyang tidak diimbangi secara proporsional oleh tambahan
outputyang diperoleh. Selain faktor produksi yang diteliti, juga dianalisis
mengenai Nilai Produk Marjinal (NPM) dan Biaya Korbanan Marjinal (BKM).
Variabel yang dianalisis adalah air, listrik, kedelai, kunyit, dan tenaga kerja.
Pemilihan variabel ini dikarenakan koefisien regresinya memiliki nilai positif
terhadap produksi tahu. Dari analisis ini diperoleh bahwa variabel kunyit, tenaga
kerja. air, listrik, dan kedelai belum efisien yang artinya harus menambahkan
penggunaan agar mencapai nilai efisien. Suatu variabel akan dinilai efisien jika
nilai mencapai sama dengan satu.
Saran yang bisa diberikan pada penelitian ini adalah harga kedelai yang
berfluktuasi dan cenderung naik berpengaruh nyata pada produksi tahu dan
pendapatan pengrajin tahu untuk skala besar, menengah dan kecil. Harga kedelai
yang berfluktuasi dapat diminimalisasi dengan peran pemerintah. Pemerintah
dapat melakukan berbagai program untuk meningkatkan produksi kedelai menuju
swasembada kedelai dan tetap memberikan perlindungan yang cukup terhadap
petani, sehingga kedelai menjadi tanaman utama. Sedangkan seluruh skala usaha
yang dijalankan agar mencapai keuntungan yang lebih besar maka dalam jangka
panjang pengrajin tahu dapat memperluas modal kerja lewat akumulasi tabungan
yang disisihkan dari keuntungan yang diterima atau bergabung dengan Primkopti.
Collections
- UT - Agribusiness [4402]