Show simple item record

dc.contributor.advisorKhotijah, Lilis
dc.contributor.advisorNahrowi
dc.contributor.authorNurfutiha, Elga
dc.date.accessioned2023-11-09T02:08:52Z
dc.date.available2023-11-09T02:08:52Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131291
dc.description.abstractKelinci mempunyai potensi cukup baik untuk dikembangkan sebagai penghasil daging, kulit dan bulu. Pemeliharaan kelinci sebagai sumber protein hewani belum dilakukan secara optimal karena ransum kelinci yang ada pada saat ini masih terbatas, sehingga harga ransum komplit tersebut lebih mahal dibandingkan ransum untuk ayam broiler. Pemakaian ransum ayam broiler kurang efisien karena selain harganya mahal juga kandungan nutrisinya tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi kelinci. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuatlah ransum komplit dengan menggunakan bahan lokal seperti bungkil inti sawit (BIS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), kecernaan protein kasar (KCPK) dan kecernaan serat kasar (KCSK) ransum komplit mengandung bungkil inti sawit dengan sumber hijauan berbeda pada kelinci. Penelitian ini menggunakan kelinci jantan lokal sebanyak 20 ekor dengan rataan bobot badan sebesar 1461,65 + 140,8 g. Penelitian dilaksanakan selama enam minggu dari bulan Maret-Juni 2009 bertempat di peternakan kelinci Komplek Laladon Indah, Jalan Bukit Asam Ujung 1 No. 31 Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan tersebut yaitu (R1) ransum komplit mengandung 5% bungkil kelapa + 30% rumput lapang, (R2) ransum komplit mengandung 5% bungkil kelapa + 25% rumput lapang + 5% lamtoro, (R3) ransum komplit mengandung 5% bungkil kelapa + 25% rumput lapang + 5% daun ubi jalar, (R4) ransum komplit mengandung 5% bungkil inti sawit (BIS) + 25% rumput lapang + 5% lamtoro, dan (R5) ransum komplit mengandung 5% BIS + 25% rumput lapang + 5% daun ubi jalar. Data yang diperolah dianalisis ragam (ANOVA) dan dilakukan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kecernaan zat makanan pada kelinci. KCBK, KCBO, dan KCPK pada kelinci yang diberi ransum komplit mengandung bungkil kelapa dengan kombinasi lamtoro maupun daun ubi jalar tidak berbeda dengan KCBK, KCBO, dan KCPK ransum komplit mengandung BIS dan lamtoro. Akan tetapi KCSK pada kelinci yang mendapat ransum komplit mengandung bungkil kelapa dengan hijauan lamtoro lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan ransum komplit mengandung BIS dengan hijauan yang sama. KCBK, KCBO, dan KCPK pada kelinci yang diberi ransum komplit mengandung BIS dengan hijauan lamtoro yaitu berturut-turut sebesar 78,76;79,97 dan 79,16%, sedangkan untuk ransum komplit mengandung bungkil kelapa dengan hijauan lamtoro berturut-turut sebesar 78,88;80,53 dan 8,94%. KCSK pada kelinci yang mendapat ransum komplit mengandung BIS dengan hijauan lamtoro yaitu sebesar 48,82%, sedangkan ransum komplit yang mengandung bungkil kelapa dengan hijauan yang sama sebesar 40,59%. Dapat disimpulkan bahwa kecernaan bahan kering, bahan organik, protein kasar dan serat kasar kelinci yang mendapat ransum mengandung bungkil inti sawit dengan hijauan lamtoro sama baikknya dengan kecernaan kelinci yang mendapat ransum mengandung bungkil kelapa dengan hijauan lamtoro atau daun ubi jalar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal scienceid
dc.subject.ddcNutrition science and feed technologyid
dc.titleKecernaan zat makanan kelinci jantan lokal yang diberi ransum komplit mengandung bungkil inti sawit dengan jenis hijauan berbedaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBungkil Inti Sawitid
dc.subject.keywordKecernaan Kelinciid
dc.subject.keywordRansum Komplitid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record