Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Jeruk Siam di Kabupaten Karo (Kasus : Kecamatan Simpang IV)
Abstract
Tujuan penelitian buah ini antara lain (1) menganalisis
dayasaing komoditas jeruk siam di Kabupaten Karo, (2) menganalisis dampak
kebijakan pemerintah terhadap dayasaing komoditas jeruk siam di Kabupaten
Karo, dan (3) menganalisis dampak perubahan harga buah jeruk siam, harga
pupuk, dan jumlah output jeruk siam yang dihasilkan terhadap dayasaing
komoditas jeruk siam di Kabupaten Karo.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karo, Kecamatan Simpang IV.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa
Kecamatan Simpang IV merupakan salah satu sentra produksi jeruk siam di
Kabupaten Karo. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga April
2012. Penelitian ini menggunakan alat analisis Policy Analysis Matrix (PAM)
untuk mengukur tingkat dayasaing melalui indikator keunggulan komparatif dan
kompetitif serta dampak kebijakan pemerintah pada suatu sistem komoditas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusahaan komoditas jeruk siam
di Kabupaten Karo memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang
merupakan inidikator dayasaing. Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai Rasio
Biaya Privat (PCR) pengusahaan jeruk siam sebesar (0,49). Nilai PCR yang
kurang dari satu (PCR<1) mengindikasikan bahwa komoditas jeruk siam di lokasi
penelitian memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan komparatif jeruk siam di
lokasi penelitian dapat dilihat dari hasil nilai Rasio Biaya Domestik yaitu sebesar
(0,42) yang berarti komoditas jeruk siam di lokasi penelitian mampu berlangsung
tanpa bantuan pemerintah dan memiliki peluang ekspor. Dampak kebijakan pemerintah terhadap pengusahaan jeruk siam di
Kabupaten Karo dapat dilihat dari nilai Koefisien Efektif (EPC), transfer Bersih
(TB), Koefisien Keuntungan (PC), dan Rasio Subsidi Produsen (SRP). Dari nilai
EPC sebesar (0,96) menunjukkan bahwa kurang adanya perlindungan atau
proteksi dari pemerintah terhadap output yang dampaknya petani tidak memiliki
nilai tambah terhadap harga produknya. Nilai TB yang negatif menunjukkan
bahwa dampak kebijakan pemerintah yang ada mengakibatkan kehilangan
keuntungan. Nilai PC sebesar (0,95) atau kurang dari satu menunjukkan
kebijakan pemerintah mengakibatkan keuntungan yang diterima oleh produsen
lebih kecil dari pada tanpa adanya kebijakan. Nilai SRP yang negatif di lokasi
penelitian mengartikan bahwa petani harus membayar lebih tinggi untuk
berproduksi daripada biaya opportunity cost.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mereduksi kelemahan matriks
analisis kebijakan PAM yang hanya memberlakukan satu tingkat harga.
Berdasarkan hasil analisis, perubahan harga jeruk siam, jumlah output, dan harga
pupuk. Hasil analisis menunjukkan dengan adanya kenaikan produksi dan
penurunan produksi, jeruk siam di lokasi penelitian masih memiliki keunggulan
secara komparatif dan kompetitif. Peningkatan dan penurunan harga jeruk siam
tidak mempengaruhi keunggulan komparatif, tetapi menyebabkan perubahan
(peningkatan dan penurunan) terhadap keunggulan kompetitifnya. Perubahan
harga pupuk organik (harga pupuk naik) tidak mempengaruhi keunggulan
komparatif, melainkan terjadi penurunan pada keunggulan kompetitifnya.
Collections
- UT - Agribusiness [4402]