Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Dapur Geulis Bogor
Abstract
Gaya hidup yang mengalami perubahan dewasa ini berimplikasi bagi
perubahan pola konsumsi. Hal tersebut juga menjadi salah satu peluang potensial
peningkatan usaha dibidang pangan. Masyarakat yang semakin dinamis
mendorong meningkatnya aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Konsumsi
pangan juga dijadikan sebagai gaya hidup karena memberikan nilai lebih dari
sekedar makan yang ditawarkan oleh restoran dengan brand image tersendiri.
Makan di restoran juga dapat dijadikan sebagai sarana berkumpul dan bersosialisi
bersama keluarga maupun kolega.
Di Kota Bogor beragam jenis restoran dengan konsep yang berbeda-beda
semakin banyak. Dapur Geulis merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang
memiliki hidangan unggulan Sunda modern. Jumlah restoran yang semakin
banyak di Kota Bogor menyebabkan lingkungan kompetitif atau persaingan yang
semakin tinggi untuk menarik konsumen. Pada perkembangannya, Dapur Geulis
memiliki tren penjualan yang cenderung fluktuatif. Target penjualan yang
ditetapkan oleh manajemen Dapur Geulis sering tidak tercapai. Selain itu, Dapur
Geulis juga kerap menerima keluhan terkait atribut di Dapur Geulis. Oleh karena
itu, diperlukan penelitian untuk dapat menilai bagaimana perilaku konsumen
Dapur Geulis yang mencakup kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen
sehingga dapat memberikan kajian alternatif strategi bauran pemasaran yang tepat
bagi Dapur Geulis. Penelitian ini dilaksanakan di Dapur Geulis, Jalan Lodaya II
no. 6, Bogor. Waktu penelitian dilakukan selama bualan April hingga Mei
2012.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik
konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen Dapur Geulis, menganalisis
tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Dapur Geulis, menganalisis tingkat
loyalitas konsumen terhadap produk Dapur Geulis, dan merekomendasikan
implikasi strategi bauran pemasaran yang didasarkan dari hasil analisis
karaketristik konsumen, proses keputusan pembelian, kepuasan, serta loyalitas
konsumen Dapur Geulis.
Responden penelitian adalah konsumen Dapur Geulis sebanyak 100
responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, Importance
Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Penelitian
ini juga menganilisis loyalitas konsumen nerdasarkan kriteria loyalitas yang
terdiri dari switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan
committed buyer. Karakteristik umum dari konsumen Dapur Geulis adalah berusia dewasa
awal (19-24 tahun), berjenis kelamin perempuan, berdomisili di Bogor, belum
menikah, berpendidikan terakhir SMA, berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, dan
memiliki pendapatan per bulan Rp 500.000-Rp 1.500.000. Pada tahap pengenalan
kebutuhan, intensitas konsumen makan di luar rumah sebanyak 1-2 kali dalam
seminggu, motivasi makan di luar rumah untuk mencari menu yang unik dan
manfaat makan di luar rumah sebagai makanan utama. Pada tahap pencarian
informasi, konsumen memperoleh informasi mengenai restoran dari
teman/kenalan dengan fokus utama adalah rasa, dan bentuk promosi seperti paket
menu dapat membuat konsumen tertarik mengunjungi restoran. Pada tahap
evaluasi alternatif, rasa penasaran konsumen akan menu yang ditawarkan oleh
restoran menjadi pertimbangan awal dalam mengunjungi restorandengan menu
makanan tradisonal Sunda dan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau menjadi
pertimbangan awal konsumen untuk mengunjungi Dapur Geulis. Pada tahap
pembelian, konsumen memutuskan untuk berkunjung ke Dapur Geulis tergantung
situasi, sumber yang mempengaruhi dalam melakukan kunjungan adalah
keluarga/teman/kolega, frekuensi berkunjung ke Dapur Geulis 2-3 kali dalam
sebulan, waktu berkunjung tidak tentu dan dilakukan pada siang hari. Pada tahap
perilaku pasca pembelian, konsumen merasa puas dan berminat untuk berkunjung
kembali ke Dapur Geulis.
Customer Satisfaction Index (CSI) untuk atribut yang melekat pada Dapur
Geulis yang diperoleh adalah sebesar 74,80 persen yang berada pada kategori
puas. Prioritas perbaikan atribut dilakukan dengan pendekatan diagram kartesius
Importance Performance Analysis (IPA), dimana pada kuadran I terdapat empat
atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki yaitu kesigapan pramusaji,
keramahan dan kesopanan pramusaji, ketersediaan area parkir, serta ketersediaan
dan kebersihan toilet. Atribut yang perlu dipertahankan adalah atribut yang berada
di kuadran II yaitu, cita rasa makanan dan minuman, aroma makanan dan
minuman, kehigienisan makanan dan minuman, harga makanan dan minuman,
kecepatan penyajian, kenyamanan restoran, dan kebersihan ruangan restoran.
Atribut lainnya yang perlu dipertimbangkan untuk diperbaiki yang berada pada
kuadran III (prioritas rendah) adalah penjelasan dan pengetahuan pramusaji,
papan nama, pemberian voucher, dan direct/online marketing. Sedangkan atribut
pada kuadran IV yang dinilai kurng penting namun kinerjanya dianggap sudah
baik adalah keragaman menu, penampilan pramusaji, kecepatan transaksi,
kemudahan akses ke lokasi restoran, serta dekorasi interior dan eksterior.
Tingkat loyalitas konsumen Dapur Geulis sudah cukup loyal. Jumlah
switcher buyer 6 persen, habitual buyer 21 persen, satisfied buyer 4 persen, liking
the brand 1 persen, dan committed buyer 68 persen. Kondisi loyalitas konsumen
di Dapur Geulis cukup baik karena berbentuk piramida terbalik.
Alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan Daur Geulis
dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain dengan melakukan upaya
peningkatan kesigapan pramusaji, perbaikan keramahan dan kesopanan pramusaji,
pengaturan area parkir, dan peningkatan kebersihan toilet. Selain itu Dapur Geulis
harus terus mempertahankan kinerja atribut-atribut yang berada di kuadran II.
Collections
- UT - Agribusiness [4401]