Upaya mendeteksi adanya daging babi dalam makanan jadi melalui uji DNA
Abstract
Makanan jadi seperti bakso sangat rawan tercampur dengan daging babi. Hal ini akan membahayakan umat Islam yang memang dilarang mengkonsumsi daging babi. Upaya awal untuk mendeteksi daging babi dalam bakso dengan menggunakan teknik PCR dilakukan dalam skala laboratorium.
Penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi adanya daging babi dalam makanan jadi menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Hewan dan Biomedis Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor di Kampus IPB Darmaga dan Laboratorium Biak Sel dan Jaringan Hewan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, LIPI Cibinong pada bulan Maret sampai Juli 1999.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging babi mentah dari tiga ekor babi dan daging sapi (mentah dan matang), campuran 80% daging sapi dengan 20% daging babi (mentah dan matang), hati sapi mentah, dan bakso mentah dan matang dengan komposisi 73% daging sapi, 20% daging babi, 5% tepung sagu dan 2% garam. Tahapan percobaan untuk masing-masing sampel adalah isolasi yang meliputi ekstraksi dan pemurnian DNA, penentuan kuantitas DNA dan pengujian kualitas DNA melalui analisis PCR dengan menggunakan dua pasang primer babi p408 dan p131 sebagai detektor, kemudian hasilnya diuji dengan gel elektroforesis.
Hasil PCR menunjukkan bahwa DNA yang diekstraksi dari daging sapi tidak menghasilkan produk PCR, sedangkan DNA yang dihasilkan dari daging babi, campuran daging sapi daging babi dan DNA dari bakso bisa terdeteksi.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa DNA yang teramplifikasi adalah DNA dari babi. Jadi dengan metode ini, secara meyakinkan bakso yang tercampur dengan daging babi dapat diketahui.