Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.authorKurniawati, Solechah Rima
dc.date.accessioned2023-11-02T07:38:42Z
dc.date.available2023-11-02T07:38:42Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130302
dc.description.abstractHortikultura merupakan salah satu sektor pertanian Indonesia yang meliputi buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan tanaman hias. Salah satu komoditi hortikultura yang sangat potensial untuk memasuki pasar internasional dan pasar lokal adalah buah-buahan Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah sentra produksi hortikultura yang utama di Indonesia. Disamping memiliki potensi pasar regional yang sangat besar, juga merupakan pemasok utama untuk daerah ibukota Jakarta. Sebagai salah satu propinsi produsen komoditi pertanian khususnya hortikultura yang berbatasan langsung dengan Jakarta, maka di Jawa Barat sangatlah tepat untuk mengembangkan sistem pemasaran produk pertanian yang handal (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2003). Stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan subtropis yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman stroberi termasuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dan rasanya manis segar. Umur penyimpanan stroberi yang relatif pendek yaitu hanya dapat bertahan sekitar 2-3 hari, mengakibatkan petani memerlukan pemasaran yang cepat. Pemasaran yang tidak cepat dapat menimbulkan penyusutan berupa penurunan harga karena stroberi akan menjadi rusak atau busuk. Jauhnya daerah pemasaran dengan sentra produksi stroberi dapat memungkinkan akan timbulnya resiko apabila petani menjual langsung kepada konsumen akhir yaitu berupa biaya transportasi. Apabila petani menjual stroberi di daerahnya, petani menghadapi resiko harga penjualan yang terlalu rendah jika dibandingkan dengan harga di tingkat pengecer Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis terjadinya perbedaan yang besar diantara harga jual di tingkat petani dan harga jual di tingkat pedagang pengecer, 2) Menganalisis sistem pemasaran pada lokasi penelitian dengan menganalisis saluran pemasaran, lembaga pemasaran, struktur pasar dan fungsi- fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, 3) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran berdasarkan marjin pemasaran, farmer's share dan rasio keuntungan biaya. Penelitian ini dilakukan di Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi stroberi di Jawa Barat bahkan terbesar di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok responden, yaitu petani atau produsen dan pedagang dengan jumlah petani sebanyak 30 petani responden dan 24 pedagang responden. Metode yang digimakan pada penelitian ini merupakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui keadaan marjin pemasaran dan farmer's share. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan melihat saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan permasalahan pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan saluran pemasaran buah stroberi di Desa Alamendah terdiri dari lima pola saluran pemasaran yaitu: Saluran Pemasaran 1) Petani Pedagang Pengumpul Desa - Bandar Supermarket - Konsumen, - - Saluran Pemasaran 2) Petani - Pedagang Pengumpul Desa - Bandar - Pedagang Pengecer Konsumen, Saluran Pemasaran 3) Petani - Bandar Pedagang - Pengecer - Konsumen, Saluran Pemasaran 4) Petani - Bandar Supermarket - - Konsumen, Saluran Pemasaran 5) Petani - Pedagang Pengecer Desa - Konsumen. Petani stroberi di Desa Alamendah melakukan fungsi pertukaran berupa kegiatan penjualan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani responden meliputi fungsi penanggungan resiko, pembiayaan dan informasi pasar Sedangkan pedagang pengumpul desa responden pada umumnya melakukan fungsi pertukaran berupa fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa berupa fungsi pengangkutan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa berupa fungsi penanggungan resiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Bandar melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan adalah fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh bandar adalah pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh bandar adalah fungsi sortasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi pembiayaan, dan fungsi informasi pasar. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pihak supermarket meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan, fungsi pembelian dilakukan terhadap pedagang besar atau bandar. Fungsi fisik yang dilakukan oleh supermarket meliputi fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pihak supermarket adalah fungsi penanggungan resiko dan fungsi informasi pasar Pedagang pengecer desa dan pedagang pengecer luar kota maupun dalam kota melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, Fungsi pertukaran yang dilakukan berupa fungsi pembelian dan fungsi penjualan, dimana pedagang pengecer adalah pedagang yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir yang tidak menjual lagi buah stroberi kepada lembaga pemasaran lain Fungsi fisik dari pedagang pengecer adalah fungsi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi fasilitas pada pedagang pengecer berupa fungsi sortasi, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Struktur pasar yang terjadi apabila dilihat dari sudut pembeli pada pasar di tingkat petani maka bentuk pasar yang terjadi adalah oligopsoni dan produknya bersifat homogen. Hal ini dapat dilihat karena jumlah petani lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah pedagang pengumpul desa dan bandar. Petani responden yang berhasil ditemui berjumlah 30 orang sedangkan jumlah pedagang berjumlah 24 orang responden yang terdiri dari pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar atau bandar, dan pedagang pengecer...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStroberiid
dc.titleAnalisis sistem pemasaran buah stroberi: kasus di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali,Kabupaten Bandung, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSejarah buah stroberiid
dc.subject.keywordSyarat tumbuh stroberiid
dc.subject.keywordManfaat stroberiid
dc.subject.keywordPemasaran stroberiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record