Show simple item record

dc.contributor.advisorNitibaskara, Rudy R
dc.contributor.advisorAssik, Abu Naim
dc.contributor.authorSuryawan, Aliandri Ginanjar
dc.date.accessioned2023-11-02T03:35:50Z
dc.date.available2023-11-02T03:35:50Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130137
dc.description.abstractSebagian besar produksi ikan tangkap di Indonesia dihasilkan oleh usaha perikanan rakyat berskala kecil yang masih terbatas baik fasilitas, teknologi penangkapan, penanganan maupun sanitasi. Sementara itu nelayan tradisional setempat, banyak yang melakukan penangkapan tanpa menggunakan persiapan peralatan dan bahan untuk menyimpan hasil tangkapan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan studi untuk mempelajari karakteristik perubahan mutu ikan selama penanganan oleh nelayan tradisional dan untuk mengetahui sejauh mana upaya penanganan (handling) di kapal, pembongkaran yang dilakukan di darat (penanganan di darat) dan penanganan pada saat dilakukan pelelangan oleh nelayan tradisional. Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengkajian jenis perahu, jenis ikan dominan yang tertangkap, peralatan handling dan jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan tradisional setempat. Kemudian dilakukan pengkajian langsung di lapangan, terhadap aspek kesegaran mutu hasil tangkapan pada setiap titik pengamatan, dengan cara organoleptik. Untuk analisis proksimat, kandungan nilai TVB (Total Volatile Base), nilai pH (derajat keasaman) dan kandungan total bakteri (Total Plate Count) dilakukan di laboratorium. Sebagian besar alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Muara Angke adalah sejenis jaring insang (gillnet), disebut jaring rampus. Jaring rampus adalah jaring insang yang dioperasikan di dasar perairan dengan cara menghadang arah gerak ikan. Namun dalam prakteknya, ikan yang tertangkap jaring rampus oleh nelayan Muara Angke, adalah jenis ikan-ikan pelagis. Ukuran jaring rampus, yaitu memiliki panjang kurang lebih 104 meter dan lebar jaring adalah dua meter. Ada dua ukuran mata jaring yaitu 1,5 inchi untuk jenis-jenis ikan tepi yang rata-rata kecil dan 2,5 inchi untuk jenis-jenis ikan tengah dengan ukuran ikan agak besar. Kondisi iklim penangkapan (musim paceklik atau musim panen) dan faktor cuaca (hujan), juga mempengaruhi nelayan tradisional Muara Angke untuk memilih ukuran mata jaring yang akan digunakan. Sehingga metode dan ukuran mata jaring yang digunakan oleh nelayan disesuaikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Rata-rata nelayan tradisional Muara Angke melakukan penangkapan one day fishing dengan kapal-kapal yang berkapasitas 5 GT. Berangkat rata-rata berkisar pada pukul 03.00 dini hari sampai dengan pukul 06.00 pagi. Daerah penangkapan pertama (fishing ground I) dicapai dalam waktu kurang lebih 60 menit. Sarana fisik yang digunakan selama proses penanganan ikan adalah ember, keranjang plastik dan box styrofoam. Kebersihan peralatan tersebut kurang diperhatikan, karena setelah digunakan hanya dicuci dengan air laut, disikat tanpa sabun dan tanpa penyemprotan. Ikan yang baru saja ditangkap, dikumpulkan di geladak kapal sampai seluruh jaring terangkat. Untuk mencegah terjadinya kemunduran mutu yang cepat, ikan dicuciid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcPerikananid
dc.subject.ddcTekonologi hasil perikananid
dc.titleKarakteristik perubahan mutu ikan selama penanganan oleh nelayan tradisional dengan jaring rampusid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordIkan Nelayanid
dc.subject.keywordJaring rampusid
dc.subject.keywordKesegaran mutu ikanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record