dc.description.abstract | Investasi merupakan sesuatu yang harus diperhitungkan dengan matang
sebelum melakukan pengambilan keputusan agar dapat mengurangi berbagai
resiko kerugian. Resiko paling fatal yang dapat dialami adalah kerugian akibat
perusahaan atau emiten dilikuidasi (opportunity loss), dan kerugian dari hasil jual
beli saham (capital loss). Untuk menghindari hal tersebut, harga saham dapat di
analisis menggunakan analisis fundamental dan teknikal secara bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis pergerakan harga saham
perusahaan yang bertahan pada Jakarta Islamic Index periode Juni 2009 - Mei
2011 (2) Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang bertahan pada Jakarta Islamic
Index (3) Menganalisis nilai intrinsik saham perusahaan yang bertahan pada
Jakarta Islamic Index (4) Menganalisis perbandingan saham yang paling murah
dan paling mahal dalam perusahaan yang bertahan pada Jakarta Islamic Index.
Data yang digunakan adalah data sekunder bulanan dari bulan Juni 2009
sampai Mei 2011, yang berupa harga pembukaan, penutupan, harga indeks saham
gabungan dan sektoral. Serta data laporan tahunan perusahaan periode 2009-2011
yang berupa laporan keuangan emiten. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis teknikal dan fundamental dengan bantuan MINITAB 14 dan Microsoft
Excel.
Hasil analisis teknikal menggunakan moving average menunjukkan ANTM
dan INCO mengalami sideways trend dengan sinyal beli dan jual yang berjumlah
masing-masing 12 untuk ANTM dan 13 untuk INCO, sedangkan INTP dan PTBA
mengalami uptrend dengan sinyal 12 sinyal jual dan beli untuk INCO lalu 10
sinyal jual dan 9 sinyal beli untuk PTBA. Trend analysis quadratic menunjukkan
3 bulan setelah Mei 2011 keempat emiten saham mengalami downtrend dan
sesuai dengan kenyataannya setelah dicocokkan dengan data aktual. Hasil analisis
kinerja perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan menunjukkan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) merupakan perusahaan yang paling
stabil pertumbuhannya, sedang yang lain mengalami penurunan di tahun 2009 dan
naik kembali di 2010, kecuali PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
(PTBA) yang justru naik di tahun 2009 dan malah turun pada tahun 2010. Nilai
Intrinsik saham yang dihitung menggunakan dividend discounted model
menghasilkan nilai intrinsik saham keempat emiten berada dibawah harga pasar
atau overvalued dan saham paling murah adalah PT INCO dan yang termahal
adalah PT INTP. | id |