dc.description.abstract | Stock split merupakan aktivitas meningkatkan jumlah saham yang beredar
dengan memecah nilai nominal saham. Stock split memiliki peranan yang penting
untuk menjaga harga saham agar tetap optimal. Saat harga saham dinilai tinggi
yang akan mengurangi minat investor berinvestasi, perusahaan dapat melakukan
stock split untuk mengantisipasinya sehingga likuiditas saham tetap terjaga. Bank
BRI telah melakukan stock split pada 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2 dari nilai
nominal saham Rp 500 menjadi Rp 250. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui
alasan-alasan Bank BRI melakukan stock split, (2) Mengetahui pengaruh stock
split terhadap harga saham Bank BRI, (3) Mengetahui pengaruh stock split yang
dilakukan Bank BRI terhadap likuiditas sahamnya, (4) Mengetahui pengaruh
stock split terhadap persepsi investor pasar modal dalam menilai saham BBRI.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terkait dengan keputusan
stock split Bank BRI. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji-t dua sampel berpasangan dan uji wilcoxon dua sampel berpasangan
dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17. Alat
analisis yang digunakan tergantung dari normalitas data. Apabila data
berdistribusi normal, menggunakan uji-t dua sampel berpasangan. Sebaliknya,
apabila data berdistribusi tidak normal, maka menggunakan uji wilcoxon dua
sampel berpasangan.
Alasan utama yang mendorong BRI melakukan stock split adalah untuk
meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan memperluas penyebaran
kepemilikan serta distribusi saham perseroan di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil uji-t dan uji wilcoxon dua sampel berpasangan, diketahui
pengaruh stock split terhadap harga saham BRI muncul pada periode 20 hari
hingga 60 hari. Pada periode tersebut, terjadi penurunan harga saham relatif
dengan besarnya penurunan, yaitu: pada periode 20 hari sebesar 4,39%; periode
25 hari sebesar 7,27%; periode 30 hari sebesar 8,17%; periode 35 hari sebesar
9,66%; periode 40 hari sebesar 10,29%; periode 45 hari sebesar 10,93%; periode
50 hari sebesar 11%; periode 55 hari sebesar 10,14%; dan menurun pada periode
60 hari menjadi 8,46%. Pengaruh stock split terhadap likuiditas saham BRI
terlihat pada periode 15 hari hingga 60 hari. Likuiditas saham BRI setelah stock
split mengalami penurunan cukup tajam dengan persentase sebagai berikut:
52,24% pada periode 15 hari; 51,81% pada periode 20 hari; 48,40% pada periode
25 hari; 49,39% pada periode 30 hari; 48,24% pada periode 35 hari; 44,24% pada
periode 40 hari; 43,33% pada periode 45 hari; 43,03% pada periode 50 hari;
41,62% pada periode 55 hari; dan 38,62% pada periode 60 hari. Hasil tersebut
sangat bertolak belakang dengan tujuan utama stock split BRI, yaitu
meningkatkan likuiditas. Berdasarkan perbandingan pergerakan harga saham dan
likuidtas saham BRI antara sebelum dan setelah stock split, diketahui bahwa
investor pasar modal kurang responsif dalam menilai keputusan stock split BRI.
Keadaan ini terlihat jelas dari pergerakan harga saham BRI yang semakin lama
semakin menurun dan penurunan likuiditas saham BRI hingga melebihi 50%. | id |