Karkas dan potongan komersial ayam hasil persilangan antara ayam pelung dengan merawang
View/ Open
Date
2004Author
Septiarani, Ayu Ike
Rahayu H.S, Iman
Ulupi, Niken
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya protein hewani
terutama untuk pertumbuhan mengakibatkan semakin meningkatnya permintaan
terhadap produk peternakan khususnya daging ayam. Salah satu kekurangan dari
pengembangan ayam buras adalah rendahnya populasi karena sistem pemeliharaan
yang masih tradisional Sementara, konsumen di Indonesia lebih menyukai rasa
daging ayam yang berasal dari ayam buras dibandingkan dengan ayam ras. Ayam
Pelung dan Merawang merupakan ternak lokal yang berpotensi sebagai penghasil
daging. Ayam Pelung yang dikembangkan di daerah Cianjur memiliki pertumbuhan
yang cepat dan produksi daging yang baik. Ayam Merawang yang banyak dipelihara
di Pulau Bangka memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai ayam
pedaging maupun petelur. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan sektor peternakan ayam buras adalah melakukan persilangan antar
dua galur ayam buras tersebut. Karkas adalah bagian dari tubuh ayam setelah
dipotong tanpa darah, bulu, kepala, kaki, leher dan organ dalam. Umumnya karkas
dibagi lagi menjadi beberapa bagian, disebut dengan potongan karkas komersial
yaitu terdiri atas potongan paha, dada, punggung dan sayap. Pemotongan karkas menjadi potongan komersial dapat meningkatkan daya jual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi antara jenis ayam dengan jenis kelamin yang terjadi pada persentase karkas dan potongan karkas komersial ayam hasil persilangan antara ayam Pelung dengan Merawang dan sebaliknya pada umur 11 minggu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2003 di Laboratorium Lapang Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan merupakan ayam hasil persilangan dua jenis tetua. Persilangan yang pertama yaitu antara ayam Merawang jantan dengan Pelung betina (MP) dan yang kedua yaitu antara ayam Pelung jantan dengan Merawang betina (PM). Ayam MP dan PM ditempatkan menurut periodenya ke dalam empat unit kandang yang masing-masing memiliki empat lokal, dua lokal untuk MP dan dua lokal lagi untuk PM. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak satu ekor ayam jantan dan betina umur 11 minggu dari tiap lokal sehingga masing-masing unit terdiri dari dua ekor ayam jantan dan betina MP dan dua ekor ayam jantan dan betina PM. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial, dengan dua faktor perlakuan dan empat periode. Faktor pertama adalah jenis ayam yaitu MP dan PM sedangkan faktor kedua adalah jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Peubah yang diukur adalah bobot hidup, persentase karkas dan persentase potongan komersial karkas. Peubah yang diukur dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). Jika terdapat interaksi yang nyata maka selanjutnya dilakukan Uji Wilayah-Berganda Duncan.