Morfologi dan Keragaman Genetik Rusa Sambar (Cervus unicolor), (Studi Kasus di Penangkaran Rusa Sambar "Zakaria" Pangkalpinang, Bangka)
View/ Open
Date
2005Author
Zunaria
Mansjoer, Sri Supraptini
Priyanto, Rudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Rusa Sambar (Cervus unicolor) satwa yang potensial untuk dikembangkan
sebagai penghasil daging dan kulit. Rusa ini di alam mengalami penurunan yang
cukup drastis. Usaha pembudidayaan sebagai solusi untuk menjaga kelestarian satwa
ini membutuhkan informasi genetik yang benar. Adapun tujuan penelitian ini untuk
mendapatkan infom1asi morfologi dan keragaman genetik rusa sambar yang ada di
Pulau Bangka.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 ekor rusa sambar, terdiri
atas tiga ekor betina dewasa, dua ekor jantan dewasa, tiga ekor betina muda dan
satu ekor jantan muda. Dilakukan pengukuran bagian tubuh dan pengamatan
terhadap pola wama serta bentuk tubuh. Diambil contoh darah dari delapan ekor rusa
untuk analisis protein darah dengan teknik elektroforesis gel poliakrilamida.
Rusa sambar (Cervus unicolor) memiliki kulit dan rambut berwama hitam
kecoklatan dengan pola wama terang di beberapa bagian tubuh seperti pangkal dan
bagian dalam daun telinga, dagu, ekor bagian bawah hingga paha belakang. Terdapat
sebuah titik putih di bagian bawah dagu. Rambut tumbuh dengan jarang dan
memiliki tekstur kasar. Wama rambut pada ekor bagian luar dan dada lebih gelap
dibandingkan dengan daerah lain. Tungkai belakang rusa sambar lebih panjang dari
pada tungkai depannya. Rusa sambar jantan memiliki postur tubuh yang membesar
pada tubuh bagian depan (leher dan dada) dan memiliki ranggah. Rusa sambar betina
memiliki tubuh yang memanjang dengan tungkai yang terlihat lebih pendek. Rusa
sarnbar muda (dibawah umur sapih) memiliki tungkai yang panjang dengan tubuh
yang lebih pendek.
Hasil analisis komponen utama menunjukkan bahwa peubah ukuran tubuh tinggi
badan, panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pinggul berkorelasi sangat erat
dengan pembentukan sumbu komponeri utama pertama (PC1). Pada pembentukan
sumbu komponen utama kedua (PC2), panjang pinggul dan panjang femur
memberikan kontribusi terbesar untuk analisis komponen utama pada rusa betina dan
peubah lebar kepala, panjang femur dan panjang metakarpus untuk rusa jantan.
Ukuran peubah tubuh rusa sambar yang memiliki koefisien korelasi terbesar pada
analisis komponen utama pada jantan dewasa yaitu tinggi badan 96,00 ± 1,40 cm;
panjang badan 97,50 ± 0,70 cm; lingkar dada 108,00 ± 1,40 cm; tinggi pinggul
105,00 ± 1,40 cm; lebar kepala 15,00 ± 1,40 cm; panjang femur 31,00 ± 1,40 cm;
panjang pinggul 24,25 ± 1,10 cm; dan panjang metakarpus 25,25 ± 1,10 cm. rusa
sambar betina dewasa memiliki tinggi badan 91,67 ± 2,10 cm; panjang badan 94,00
± 4,00 cm; lingkar dada 104,50 ± 5,60 cm; tinggi pinggul 101,00 ± 1,70 cm; panjang
pinggul 27,50 ± 0,50 cm; panjang femur 31,00 ± 1,40 cm; panjang metakarpus 24,33
± 0,60 cm; dan lebar kepala 14,17 ± 0,80 cm.
Analisis elektroforesis protein darah mendapatkan adanya polimorfisme genetik
pada rusa sambar (Cervus unicolor). Lokus protein yang menunjukka..'l polimorfik
yaitu transferin, post alb umin, albumin, dan haemoglobin, sedangkan lokus Post
transferin-2, post transferin-1 dan pre haemoglobin monomorfik. Lokus pre
haemoglobin, secara genetik dapat menjadi karakter khusus bagi rusa sarnbar
(Cervus unicolor) yang hidup di pulau Bangka. Nilai heterozigositas terbesar
terdapat pada lokus haemoglobin sebesar 0,6484 dan lokus albumin sebesar 0,4922.
Nilai heterozigositas lokus yang lain yaitu transferin adalah 0,3750 dan lokus post
albumin sebesar 0,304 7. Nilai heterozigositas rataan yang didapat yaitu sebesar
0,2600.