dc.description.abstract | Sektor usaha sapi perah yang produk utamanya berupa susu segar
merupakan wakil sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
(UMKMK) yang sangat potensial untuk dikembangkan. Namun, produksi susu di
Indonesia masih jauh dari standar sehingga permintaan susu nasional ditutupi
pemerintah dengan mengimpor susu. Penyebab rendahnya produksi susu adalah
rendahnya tingkat pendidikan peternak, tingginya harga pakan, keterbatasan
teknologi, rendahnya akses bibit sapi, dan keterbatasan modal peternak. Untuk
mengatasi masalah modal yang terbatas maka dibutuhkan suatu program
penyediaan modal pengusaha agribisnis, salah satunya adalah program Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Bank XYZ adalah salah satu bank penyalur KUR dimana
Bank XYZ telah melakukan analisis kelayakan usaha terhadap pengembangan
usaha sapi perah. Namun analisis yang dilakukan Bank XYZ ternyata belum
sepenuhnya dapat menggambarkan perkembangan usaha sapi perah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengkaji kelayakan finansial yang telah
dilakukan oleh Bank XYZ dalam pemberian KUR kepada pengembangan usaha
sapi perah, 2) Menganalisis perkembangan pembayaran KUR tersebut dikaitkan
dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) di Bank XYZ, 3) Menganalisis
perbandingan antara kelayakan finansial yang dilakukan oleh Bank XYZ dalam
pemberian KUR pengembangan usaha sapi perah dengan kelayakan finansial
yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan data riil, 4) Menganalisis
kelayakan usaha yang sebaiknya dilakukan oleh Bank XYZ dalam menyalurkan
KUR kepada usaha sapi perah tersebut.
Aspek penilaian kredit yang telah dilakukan Bank XYZ dengan prinsip
“6A” menjelaskan bahwa jumlah KUR yang dibutuhkan untuk usaha ternak 10
ekor sapi induk adalah sebesar Rp350.000.000,00. Pelaksanaan proyek telah
dinyatakan layak oleh Bank XYZ dari berbagai aspek. Aspek keuangan
dinyatakan layak dengan nilai kriteria: NPV Rp387.406.512,00; IRR 26,14
persen; Net B/C 2,33; dan PBP 4,4 tahun. Namun berdasarkan realisasi usaha
peternak (debitur) di tahun ke-2 (2011) dan hasil wawancara dengan pihak Bank
XYZ (kreditur), terdapat beberapa masalah pada usaha peternak sehingga
menimbulkan kredit bermasalah. Perhitungan rasio NPL yang didapatkan sebesar
38,09% hanya dari kategori kredit kurang lancar yaitu Rp2.550.000.000,00.
Berdasarkan hasil analisis SKB aspek keuangan yang dilakukan peneliti,
pengembangan usaha sapi perah tidak layak untuk dijalankan dengan nilai
kriteria: NPV (Rp4.752.949,00); IRR 12 persen; Net B/C 0,98; dan PBP 6,1
tahun. Hal yang sebaiknya dilakukan Bank XYZ adalah dengan memberikan
pelatihan ke peternak tentang pemeliharaan sapi yang baik, mencari tahu harga-harga yang berhubungan dengan peternakan ke lembaga-lembaga terkait, dan
memberikan pelatihan ke peternak tentang tatacara pencatatan keuangan yang
baik. | id |