dc.description.abstract | Prioritas pembangunan pertanian dalam mencapai swasembada pangan adalah merehabilitasi dan membangun jaringan irigasi. Daerah irigasi Kambara dan daerah irigasi Wawotobi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah lokasi pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dilaksanakan oleh Ditjen SDA, PU. Evaluasi kinerja proyek rehabilitasi jaringan irigasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya sehingga permasalahan yang timbul dalam pengelolaan proyek dapat diidentifikasi dan dicari solusinya, serta dijadikan pelajaran untuk pelaksanaan proyek-proyek serupa berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, (2) mengidentifikasi perencanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi, dan (3) mengevaluasi kinerja pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif, sementara data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 and Microsoft Office Project 2007. Siklus pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara dan Wawotobi dimulai dari fase konseptual (pembuatan kontrak, persetujuan kontrak dari JBIC, dan penerbitan SPMK), fase perencanaan (pre construction meeting dan pelaksanaan mutual check (MC-0%)), fase pengujian (diskusi hasil pemeriksaan, penentuan prioritas pelaksanaan pekerjaan, dan pembuatan amandemen kontrak akibat MC-0%), fase implementasi (pelaksanaan pekerjaan, mutual check (MC-100%), dan amandemen kontrak), dan fase penutupan (pembuatan laporan akhir). Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara direncanakan untuk merehabilitasi bendungan dan saluran irigasi di Daerah Irigasi Kambara yang dimulai pada tanggal 25 Agustus 2005 sampai 17 Februari 2007 oleh kontraktor PT. SAC─Nusantara dengan biaya sebesar Rp 7.190.752.220,93 dengan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan/Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi Wilayah Kabupaten Muna, Satuan Kerja Sementara Irigasi dan Rawa Sulawesi Tenggara. Sedangkan pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi direncanakan untuk merehabilitasi sistem saluran irigasi, bendungan, dan perbaikan akses jalan usaha tani di Daerah Irigasi Wawotobi yang dimulai pada tanggal 29 Desember 2006 sampai 18 Desember 2008 oleh kontraktor joint operation antara PT. Nindya Karya, PT. Brantas Abipraya, dan PT. Sarang Tehnik dengan biaya sebesar Rp 29.558.631.317,08 dengan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan/Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi Wilayah Kendari, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Irigasi dan Rawa Sulawesi Tenggara. Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kambara pada kuartal I 2007 dilaksanakan secara terlambat dan dinyatakan tidak efektif dengan nilai deviasi jadwal (SV) sebesar -Rp 1.128.229.023,46 dan indeks kinerja jadwal (SPI) sebesar 0,843 (<1,00), namun dengan biaya yang lebih kecil dari pada anggarannya atau efisiensi penggunaan sumber daya dengan nilai deviasi biaya (CV) sebesar Rp 547.762.653,47 dan indeks kinerja biaya (CPI) sebesar 1,099 (>1,00) dan dikategorikan sebagai exceptional performance. Sedangkan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Wawotobi pada kuartal IV 2008 dilaksanakan secara terlambat dan dinyatakan tidak efektif dengan nilai deviasi jadwal (SV) sebesar -Rp 10.623.372.095,36 dan indeks kinerja jadwal (SPI) sebesar 0,641 (<1,00), biaya yang lebih besar dari pada anggarannya atau inefisiensi penggunaan sumber daya dengan nilai deviasi biaya (CV) sebesar -Rp 750.414.986,28 dan indeks kinerja biaya (CPI) sebesar 0,962 (<1,00) dan dikategorikan sebagai poor performance. | id |