Show simple item record

dc.contributor.advisorFuah, Asnath Maria
dc.contributor.advisorRahayu, Sri
dc.contributor.authorErminawati
dc.date.accessioned2023-10-25T12:26:42Z
dc.date.available2023-10-25T12:26:42Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128455
dc.description.abstractDomba Garut sebagai salah satu sumber protein hewani, terdiri dari dua tipe yaitu tipe aduan/tangkas; 2) tipe pedaging. Sebagai ternak asli Indonesia domba Gan bisa beradaptasi di lingkungan daerah tropis dan cepat berkembang biak. untuk meningkatkan produktivitas domba Garut perlu diketahui kemampuan reproduksinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik reproduksi dan dinieka populasi domba tipe pedaging dan tangkas di Kabupaten Garut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei dan pengamatan langsung ke lokasi ternak domba. Data yang diambil terdiri dari data primer dan sekunder: data primer meliputi identifikasi keluarga, tingkat pendidikan, jumlah ternak yang dimiliki peternak dan reproduksi domba; data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka dan Dinas Peternakan meliputi jumlah penduduk, potensi lahan. daya dukung lahan, populasi ternak dan hal-hal yang berhubungan dengan produksi peternakan. Parameter yang diukur adalah jumlah domba Garut satu tahun terakhir berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin, umur dewasa kelamin, umur pertama lawin, waktu kosong, selang beranak, tipe kelahiran, litter size dan tingkat penjualan, pembelian, pemotongan dan mortalitas satu tahun terakhir. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif (rataan dan simpangan baku dari data populasi). Hasi yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata umur pertama kali kawin betina tipe pedaging (10,6) lebih cepat dibandingkan tipe tangkas (13,6 bulan) dengan selang beranak 8,6 dan 8,8 bulan. Tingkat kematian anak domba tipe pedaging dan tangkas adalah 9% dan 7%. Hasil pengamatan pada 200 dan 253 induk domba Garut tipe pedaging dan tangkas yang melahirkan memperlihatkan bahwa pada tipe pedaging diperoleh 34% kelahiran tunggal; 49,5% kelahiran kembar dua; 155% kelahiran kembar tiga dan 1% kelahiran kembar empat sedangkan pada tipe tangkas diperoleh 36,4% kelahiran tunggal: 49,8% kelahiran kembar dua; 12,25% kelahiran kembar tiga dan 1,58% kelahiran kembar empat. Analisis dinamika populasi di kecamatan Wanaraja menunjukkan penurunan sebesar 6% sedangkan di Tarogong 26,5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum performa reproduksi domba tipe pedaging dan tangkus berbeda. Dilihat dari potensi lahan, sumber da; a manusia dan lingkungan yang mendukung, kecamatan Tarogong dan Wanaraja cukup potensial untuk pengembangan ternak domba.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Production Technologyid
dc.titlePerforma reproduksi dan dinamika populasi domba garut tipe pedaging dan tangkas di Kabupaten Garutid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordgarut sheepid
dc.subject.keywordreproductive performanceid
dc.subject.keywordpopulation dynamicid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record