Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo
dc.contributor.authorPermatasari, Dhina
dc.date.accessioned2023-10-24T05:58:24Z
dc.date.available2023-10-24T05:58:24Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127880
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi pendidikan dan nilai anak terhadap alokasi pengeluaran untuk pendidikan anak. Tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi persepsi orangtua terhadap nilai anak dan pentingnya pendidikan anak. (2) Menganalisis alokasi pengeluaran untuk pendidikan anak. (3) Menganalisis hubungan persepsi nilai anak terhadap alokasi pengeluaran untuk pendidikan anak. (4) Menganalisis pengaruh faktor lain (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua, besar keluarga) terhadap besarnya alokasi untuk pendidikan anak. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian Puspitawati et al (2009) “Kepuasan Orangtua terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar yang Disediakan oleh Sistem Desentralisasi Sekolah”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian dilakukan di empat kecamatan Kabupaten Indramayu yang dipilih secara purposive yaitu Kecamatan Indramayu, Kecamatan Sindang, Kecamatan Karangampel, dan Kecamatan Kandanghaur. Contoh dalam penelitian ini adalah siswa yang masih duduk di bangku kelas 6 SD dan kelas 3 SMP. Pemilihan contoh dilakukan secara purposive. Total contoh yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 contoh. Persepsi orangtua contoh terhadap nilai ekonomi anak secara umum yaitu sebesar 84.4 persen orangtua contoh setuju bahwa anak sebagai jaminan hari tua orangtua (investasi), sebesar 96.7 persen orangtua contoh setuju bahwa anak harus membalas budi orangtua, sebesar 31.7 persen orangtua contoh setuju bahwa anak sebagai tenaga kerja keluarga. Persepsi orangtua contoh terhadap nilai psikologi anak secara umum yaitu, hampir seluruh (93.3%) orangtua contoh setuju bahwa anak sebagai berkah perkawinan, sebagian besar (83.3%) orangtua contoh setuju bahwa anak sebagai kebanggaan keturunan, kurang dari separuh (46.7%) orangtua contoh setuju bahwa anak sebagai hiburan orangtua. Hasil penelitian menunjukkan sebasar 65 persen orangtua contoh baik SD maupun SMP memiliki nilai ekonomi dalam kategori tinggi, sebesar 30 persen orangtua contoh memiliki nilai ekonomi dalam kategori sedang, dan sisanya masuk dalam kategori rendah. Sebesar 60 persen orangtua contoh baik SD dan SMP memiliki nilai psikologi anak dalam kategori tinggi, sebesar 35 persen orangtua contoh memiliki nilai psikologi anak dalam kategori sedang dan sisanya masuk dalam kategori rendah. Secara umum persepsi orangtua contoh terhadap tingkat kepentingan pendidikan, yaitu sebesar 100 persen orangtua contoh setuju bahwa pendidikan dasar merupakan hak setiap warga negara di Indonesia, pendidikan dasar merupakan kunci kemandirian sebagai manusia, oleh karena itu harus menjadi prioritas dalam hidup, hampir seluruh (91.67%) orangtua contoh setuju bahwa setiap orangtua wajib menyekolahkan anaknya minimal pendidikan dasar sembilan tahun, sebanyak 73.3 persen orangtua contoh setuju bahwa tujuan pendidikan dasar adalah untuk mencari uang, Sebagian besar (76.7%) orangtua contoh setuju bahwa pendidikan dasar membutuhkan biaya besar, oleh karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar (91.7%) orangtua contoh memiliki persepsi yang tinggi terhadap tingkat kepentingan pendidikan dan sisanya masuk dalam kategori sedang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universtyid
dc.subject.ddcHuman ecologyid
dc.subject.ddcFamily and consumer sciencesid
dc.titleatasari, Dhina; Pengaruh persepsi pendidikan dan nilai anak terhadap alokasi pengeluaran untuk pendidikan anakid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBogor Agriculture Universityid
dc.subject.keywordThe role of parentsid
dc.subject.keywordFamily rolesid
dc.subject.keywordEducationid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record